Di Antara Ketakutan dan Kebahagiaan

Jumat 04 Oct 2024 - 17:16 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

Ada orang yang bahagia pada saat mempunyai jabatan dan terus berada dalam jabatan terus menerus. Tentu saja banyak lagi  ukuran kebahagian yang ditentukan menurut kepentinganya sendiri.

Orang-orang yang bahagia karena harta, takut sengsara. Mereka terus mempertahankan kekayaan dengan mencari-mencari tambahan harta.

Mereka menempuh segala acara. Mereka sangat takut kehilangan harta yang menurutnya sebagai dasar kebahagian. Mereka tidak mempedulikan kondisi orang lain.

BACA JUGA:Pendaftaran PPPK 2024 Dibuka, Berikut Cara Cek Nama di Database BKN, Pelamar Harus Tahu

mereka tidak memikirkan orang lain. Mereka sangat mementingkan dirinya dan keluarganya. Orang semacam ini tidak menyadari bahwa harta itu sudah ditentukan Allah.

Bahwa harta ini hanya sementara ada pada diri mereka. Bahwa harta itu akan ditinggalkan pemiliknya. Mereka tidak takut terhadap kondisi seperti itu.

Mereka tidak melihat apa yang terjadi di lingkungannya. Betapa banyak orang “kaya” yang meninggalkan hartanya karena kematian merampas dari kenikmatan.

Orang-orang yang bahagia karena jabatan berusaha dengan segala kekuatan mempertahankannya. Mereka akan menghilangkan rintangan, gangguan yang akan mengancam jabatannya.

BACA JUGA:Kabar Terkini Maarten Paes: Cedera Ringan, Tim Medis FC Dallas Izinkan Berangkat ke Bahrain

Mereka terus berupaya menjadikan jabatan sebagai miliknya. Mereka sangat khawatir kehilangan jabatan. Bagi mereka jabatan sama dengan kebahagian.

Kebahagian ada pada kepemilikan jabatan. Mereka sengsara jika lepas dari jabatannya. Bagaimana kita dapat bahagia dalam kekhawatiran, dalam ketakutan.

Kebahagiaan identik dengan hati yang tenang. Ketakutan tidak akan menjadikan tenang. Oleh karena itu, dasar kebahagiaan adalah hati yang tenang.

Hati yang tenang hanya diperoleh dengan perilaku yang membuat orang lain bahagia. Jabatan sesungguhnya akan tetap menjadi miliknya sesuai dengan ketentuan selama dalam perilakunya membahagiakan orang.

BACA JUGA:Mees Hilgers Tampil Apik Melawan Fenerbahce, Mourinho: Bermain Tenang Mirip Paulo Maldini

Jadi, berperilaku sesuai dengan amanah, Insya Allah manah itu tidak akan ke mana-mana.“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menunaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil.

Sesungguhnya Allah memberikan pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. [An-Nisa/4:58] (*)

Tags :
Kategori :

Terkait