Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol telah memerintahkan pengiriman segera pesawat angkut militer untuk membawa pulang warga Korea Selatan dari wilayah yang memperlihatkan peningkatan konflik di Timur Tengah, Rabu (2/10/2024).
Dalam sebuah pertemuan darurat dengan pejabat tinggi pemerintah, Presiden Korsel Yoon membahas langkah-langkah memprioritaskan keselamatan warga Korea di kawasan tersebut dan upaya meminimalkan dampaknya terhadap perekonomian dan pasokan energi menyusul serangan rudal Iran terhadap Israel.
Juru bicara kepresidenan, Jeong Hye-jeon, menyatakan bahwa presiden menginstruksikan segera mengevakuasi warga Korea.
”Presiden memerintahkan segera mengirimkan pesawat angkut militer untuk mengevakuasi warga Korea, dengan mengatakan perlindungan warga negara kami di Israel dan di Timur Tengah adalah prioritas utama,” ujar Jeong Hye-jeon dalam konferensi pers, Rabu (2/10/2024).
Menurut kementerian luar negeri Korea Selatan, hingga Rabu (2/10/2024), sekitar 130 warga Korea berada di Lebanon, 110 orang di Iran, dan 480 orang di Israel. Selain itu, Yoon juga memerintahkan pemerintah untuk mengoperasikan sistem pemantauan 24 jam guna menilai risiko terkait dan menerapkan langkah-langkah pencegahan untuk meminimalkan potensi dampak konflik di Timur Tengah terhadap perekonomian nasional.
Presiden Yoon juga menyoroti pentingnya situasi keamanan di Timur Tengah yang secara langsung berhubungan dengan harga minyak global, serta dampaknya terhadap pasokan energi dan rantai pasokan negaranya.
”Keamanan di Timur Tengah terkait langsung dengan harga minyak global, dan juga mempengaruhi pasokan energi dan rantai pasokan kami,” ujarnya.
Korea Selatan merupakan importir minyak mentah terbesar keempat di dunia, di mana sebagian besar minyaknya diimpor dari Timur Tengah.
Serangan rudal Iran dengan menembakkan sekitar 180 rudal balistik ke Israel pada hari Selasa, merupakan respons atas tindakan Israel dalam membunuh pemimpin Hizbullah yang didukung Iran serta pengiriman pasukan ke Lebanon. Respons Israel terhadap serangan tersebut memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih meluas di Timur Tengah. (jpnn)