BACAKORAN.CO - Kericuhan terjadi di depan Alun-alun Kasepuhan Cirebon, Kota Cirebon hari ini, Rabu siang, 2 Oktober 2024.
Panglima Laskar Agung Macan Ali, Prabu Diaz, menjelaskan duduk perkara yang terjadi di alun-alun Kasepuhan Cirebon.
Menurut dia, utusan Heru Nursamsi alias Pangeran Kuda Putih adalah tamu yang datang baik-baik dan dijamin keselamatannya oleh Laskar Macan Ali.
Apakah kedatangan utusan Heru Nursamsi untuk menduduki Keraton Kasepuhan Cirebon?
BACA JUGA:Manchester United Ganti Nakhoda? Alex Ferguson Pilih Allegri Gantikan Ten Hag
Prabu Diaz dengan tegas membantahnya. Menurut dia, beberapa orang utusan Pangeran Kuda Putih datang untuk berdiskusi.
“Oh tidak, tidak, tidak. Tadi delegasi Pak Heru Nursamsi, terdiri dari Mahesa dan beberapa orang itu datang ke sini adalah ingin membedar bersama-sama siapa sih yang sebenarnya berhak menjadi sultan,” jelas Diaz.
“Jadi beliau-beliau datang ke sini itu meminta kita semua, saya terutama, menjembatani kira-kira kedua belah kubu ini bertemu untuk diskusi, untuk membedar,” imbuhnya.
Prabu Diaz mengaku tidak tahu siapa yang memulai kericuhan yang terjadi di area Alun-alun Sangkala Buana, depan Keraton Kasepuhan Cirebon.
BACA JUGA:Persib vs Zhejiang FC, Persib Bandung Bermain Tanpa Tekanan
Menurut dia, pemicunya bisa berbagai hal. Namun demikian, dia memastikan bahwa situasi masih terkendali.
“Saya tidak tahu (yang memulai kericuhan), dari mananya saya tidak tahu. Saya ada di sini dan saya mengamankan,” kata Diaz.
“Mungkin, ini mungkin, saya juga tidak tahu. Mungkin ada hal-hal yang menyakiti, ada hal-hal yangmenyinggung, dari tim-timnya Pak Heru Nursamsi, mungkin. Karena buat kami sih, kami tidak merasa tersinggung,” jelasnya lagi.
Namun demikian, Prabu Diaz membenarkan bahwa kedatangan utusan Heru Nursamsi terkait dengan penunjukan Habib Luthfi sebagai Dewan Kelungguhan Kesultanan Cirebon.
Menurut dia, penunjukan Habib Luthfi oleh Pangeran Kuda Putih atau Heru Nursamsi sempat jadi polemik di media sosial dan menimbulkan pertanyaan banyak pihak.
“Kegiatan hari ini diawali beberapa hari yang lalu beredarnya surat, dawuh, yang diberikan kepada Bapak Habib Luthfi bin Yahya di Pekalongan, dari saudara Heru Nursamsi yang mengaku Sultan Sepuh Kasepuhan Cirebon,” tutur Prabu Diaz.
“Dawuhnya itu berisi pengangkatan Habib Luthfi menjadi Ketua Dewan Kelungguhan Kesultanan Cirebon,” imbuhnya.
Menurut Prabu Diaz, pada awalnya Laskar Macan Ali tidak peduli dengan hal tersebut. Tapi belakangan banyak pihak yang menghubunginya perihal dawuh tersebut.
“Intinya menanyakan betul apa tidak. Saya tidak bisa jawab betul atau tidaknya,” katanya.
Setelah itu, Prabu Diaz mengkonfirmasi ke pihak Keraton Kasepuhan Cirebon.
Hasilnya, pihak keraton tidak mengakui adanya dawuh tersebut dan tidak mengakui Heru Nursamsi sebagai Sultan Sepuh.
“Saya juga bertanya kepada sesepuh, bahwa Pak Heru Nursamsi bukan Sultan Kasepuhan Cirebon,” kata Diaz.
BACA JUGA:Ditolak FIFA! Netizen Malaysia Kecewa Naturalisasi Mats Deijl Gagal, Tak Bisa Saingi Indonesia
Untuk menjaga konflik horisontal, Prabu Diaz berpesan kepada semua pihak yang berkepentingan terhadap hal ini, untuk melihat secara jernih.
Menurut dia, perlu penyelesaian yang serius agar konflik dan saling klaim ini tidak terus menerus terjadi.
Oleh karena itu, dia berencana menggelar diskusi secara maraton dengan melibatkan banyak pihak terutama pemerintah daerah, provinsi dan pusat.
“Saya Prabu Diaz dan Macan Ali, bukan untuk menentukan atau bukan menyangkal tapi menjembatani agar konflik ini segera selesai,” ungkapnya.
Demikian informasi terkait kericuhan yang terjadi di alun-alun Kasepuhan Cirebon yang sempat ramai. (*)