Pada Selasa (1/10), ratusan warga Lebanon meninggalkan wilayah tempat tinggal mereka di selatan Sungai Litani di Lebanon selatan setelah muncul laporan mengenai rencana operasi darat dari Israel di wilayah tersebut.
Wartawan Anadolu melaporkan bahwa jalan-jalan utama dipadati warga sipil yang hendak menyelamatkan diri menyusul pernyataan militer Israel bahwa wilayah selatan Sungai Litani merupakan zona militer.
Sebelumnya, militer Israel telah memberikan instruksi kepada warga sipil Lebanon untuk menghindari selatan Sungai Litani sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Peringatan ini mengikuti pernyataan militer Israel mengenai rencana operasi darat terbatas dan terfokus di Lebanon selatan. Sejak 23 September, Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran di seluruh Lebanon dengan dalih untuk menyerang Hizbullah, yang telah menimbulkan korban meninggal lebih dari 1.057 jiwa serta 2.950 orang terluka menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Serangan tersebut juga menewaskan sejumlah petinggi Hizbullah, termasuk pemimpin mereka, Hassan Nasrallah. Konflik di wilayah tersebut sebelumnya telah berakar dari eskalasi serangan lintas batas antara Israel dan Gaza yang dimulai pada Oktober sebelumnya.
Komunitas internasional telah mengingatkan bahwa serangan Israel di Lebanon dapat memperluas konflik menjadi perang regional yang lebih luas.
Komisaris Jenderal badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, menyoroti dampak serangan udara Israel di Lebanon yang memaksa ribuan orang, termasuk pengungsi Palestina, untuk meninggalkan tempat tinggal mereka.
Lazzarini menyatakan bahwa pengungsian telah disediakan untuk menampung warga Lebanon, warga Palestina, dan warga Suriah.
”Kami telah menyediakan tujuh pengungsian, yang saat ini menampung 1.600 warga Lebanon, Palestina, dan juga Suriah,” kata Lazzarini lewat unggahan di X.
”Banyak orang yang mengalami trauma akibat pemboman, ketidakpastian dan ketakutan yang tiada henti. Bagi sebagian orang, itu trauma yang berulang lantaran siklus konflik selama beberapa dekade”.
”Perang yang semakin meluas hanya akan membawa lebih banyak penderitaan bagi warga sipil. Warga sipil harus dilindungi,” katanya menegaskan.
Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), Filippo Grandi, juga menegaskan bahwa perang yang meluas hanya akan membawa lebih banyak penderitaan bagi warga sipil dan pengungsi, serta menekankan perlunya perlindungan bagi mereka. Situasi ini semakin menegangkan dan mengundang keprihatinan akan eskalasi konflik di kawasan tersebut. (antara)