Hanya beberapa menit setelah Israel mengeluarkan perintah evakuasi darurat di wilayah Beirut selatan, tentara zionis melancarkan serangan udara di tiga daerah permukiman di wilayah ibu kota Lebanon pada Senin malam (30/9).
Juru bicara militer Israel Avichay Adraee, pada hari yang sama melalui saluran komunikasi resmi di platform X mengeluarkan peringatan kepada penduduk agar mereka segera meninggalkan daerah pinggiran selatan di Beirut. Adraee juga membagikan peta yang menunjukkan bangunan-bangunan yang perlu ditinggalkan oleh para warga serta dijauhi oleh penduduk di sekitar bangunan tersebut.
”Demi keselamatan Anda dan keluarga Anda, Anda harus segera mengosongkan bangunan dan menjauh setidaknya 500 meter,” kata Adraee.
Perintah evakuasi diterapkan pada daerah permukiman Laylaki, Haret Hreik, dan Burj al-Barajneh. Adraee mengeklaim bangunan-bangunan tersebut dekat dengan fasilitas dan lokasi yang berafiliasi dengan Hizbullah.
Dia juga memperingatkan bahwa tentara Israel akan bertindak terhadap mereka dengan menggunakan kekerasan. Serangan udara Israel menghantam daerah Laylaki, Burj al-Barajneh, Rweiss, dan Bir al-Abed di pinggiran selatan Beirut.
Suara pesawat-pesawat tempur Israel yang terbang di atas Beirut masih terdengar. Menurut laporan kantor berita Lebanon NNA, delapan serangan udara menghantam daerah pinggiran di Beirut selatan, menghancurkan beberapa bangunan, termasuk kompleks perumahan.
Sejak Sabtu (28/9) dini hari, pesawat tempur Israel mengintensifkan serangan udara di pinggiran selatan Beirut dan beberapa kota di Lebanon selatan, menjadi pengeboman terberat sejak perang Juli 2006.
Militer Israel mengumumkan bahwa pihaknya sedang membangun zona militer tertutup dekat perbatasan negaranya dengan Lebanon, di tengah laporan akan adanya serangan darat Israel ke Lebanon selatan.
Pernyataan militer Israel menegaskan bahwa zona militer tertutup mencakup permukiman Metula, Misgav Am, dan Kfar Giladi di Israel utara, dengan larangan keras memasuki zona tersebut. Orang-orang dilarang keras memasukinya. Pengumuman tersebut dikeluarkan setelah penilaian dilakukan terhadap situasi di sepanjang wilayah perbatasan Israel-Lebanon. Eskalasi serangan dan pembangunan zona militer menimbulkan kekhawatiran akan perburukan kondisi di kawasan tersebut serta meningkatnya ketegangan antara kedua negara tersebut. (antara/jpnn)