CIREBON- Meski beberapa hari yang lalu kerapkali turun hujan, namun sejumlah desa masih mengalami krisis air bersih. Bahkan, jumlah desa krisis air malah bertambah.
Hal itu dikatakan Sub Koordinator Kebencanaan Ahli Muda pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Juwanda kepada Radar Cirebon, kemarin.
Dikatakannya, curah hujan masih sporadis sehingga belum bisa memenuhi kebutuhan mata air di masing-masing desa yang terdampak krisis air bersih.
BACA JUGA:Alami Penurunan Dibandingkan Sebelumnya, Bulan September Ini Hanya 47 Kasus DBD
“Hujan kemarin belum seberapa, baru pendahuluan, belum bisa mengisi persediaan air warga, khususnya daerah rawan air bersih. Yang kekurangan air bersih, belum ada mata air,” ujar Juwanda.
Begitu pula pendistribusian air bersih yang dilakukan BPBD Kabupaten Cirebon, masih akan terus disalurkan sesuai jadwal pengiriman air bersih.
“Sampai hari ini, pendistribusian air bersih masih jalan. Malah bertambah menjadi 16 desa yang terdampak krisis air bersih, yakni Desa Palimanan Barat Kecamatan Gempol,” ungkap Juwanda.
BACA JUGA:Jens Raven Moncer di Timnas Indonesia U-20, Shin Tae-yong: Masih Belum Bisa Masuk Tim Senior
Sampai dengan Minggu 29 September 2024, pihaknya masih mendistribusikan air bersih di wilayah Desa Palimanan Barat Kecamatan Gempol. Sehingga, total pengiriman resmi per Minggu 29 September 2024, sudah 144 ribu liter air bersih.
“Yang terdampak ada 27.357 jiwa. Kami sudah mendistribusikan air bersih sebanyak 144.000 liter air bersih,” jelasnya.
Dijelaskannya, pendistribusian air bersih dijadwalkan sampai awal Oktober. Namun, sifatnya dinamis. Yakni, sampai benar-benar tidak ada lagi krisis air bersih.
BACA JUGA:WOW, Pembangunan LRT dan MRT di Bali Segera Direalisasikan, Nilai Investasinya Capai...
“Kalau sampai awal Oktober masih memerlukan pendistribusian, tetap kita mensuplai sampai masyarakat tidak membutuhkan lagi"
"Itulah pemerintah hadir pada masyarakat minimal mengurangi dampak efek kekeringan,” terangnya.
Ia berharap krisis air bersih tidak berlangsung lama. Utamanya, dengan pergantian cuaca. “Kalau tahun 2023 silam, akhir Oktober masih panas terik, sekarang sudah hujan,” katanya.