Tak jauh dari itu, mereka bergeser ke steam kendaraan tempat kerja Aep dan Dede. Saat ini telah direnovasi dari bentuk semula tahun 2016. Dede juga hadir memberikan kesaksian di TKP. Tidak dengan Aep. Kemudian kembali berjalan ke warung Ibu Nining. Di warung yang saat ini telah tutup itu Teguh memberikan kesaksian. Teguh adalah salah seorang yang nongkrong bersama para terpidana saat malam kejadian 27 Agustus 2016.
Sebelumnya Teguh juga telah diminta kesaksian di persidangan PK di PN Kota Cirebon. “Nongkrong (di warung Ibu Nining, red) sekitar sampai jam 10 (malam). Lalu ke rumah Pak RT Pasren," kata Teguh di depan rumah/warung Bu Nining itu.
Kemudian hakim pun bergeser ke rumah RT Pasren, lagi-lagi jarak antara satu lokasi dengan yang lain saling berdekatan. Kesaksian seperti yang telah dikatakan dalam persidangan PK disampaikan di TKP secara langsung.
Termasuk mengunjungi lokasi atau titik Aep melihat para terpidana dari jarak 100 meter hingga warung Madura yang disebut dalam dakwaan tempat Aep membeli rokok. Tak ketinggalan, TKP lahan kosong yang dalam dakwaan disebut sebagai tempat penganiayaan dan pemerkosaan juga disatroni. Saat itu jam menunjukkan sekitar pukul 15.10 WIB.
BACA JUGA:Pelaku Asusila Dikenakan Denda Rp500 Ribu
Sebelum, sidang pemeriksaan saksi di TKP berlanjut ke flyover Talun. Lagi-lagi, antusiasme masyarakat begitu tinggi. Tak hanya warga Saladara yang sebelumnya menyaksikan di TKP pertama yang ikut ke flyover, tapi menyita perhatian pengendara yang melintas. Tak sedikit dari lengendara yang mengabadikan momentum dengan handphone. Kemacetan pun tak terhindarkan.
Satlantas melakukan rekayasa dengan buka/tutup jalur. Baik dari arah Sumber menuju Kota Cirebon atau sebaliknya. Suasana begitu crowded, terlebih di flyover itu ada beberapa titik yang dituju. Pemohon PK juga menghadirkan saksi saat malam kejadian, di mana Vina-Eky tergeletak. (ade)