Pelecehan seksual kerap terjadi di tempat-tempat umum, baik di transportasi maupun di lokasi keramaian lainnya, seperti saat menonton konser.
Dari perspektif psikologi, korban disarankan untuk berani speak up ketika pelecehan itu terjadi.
Pelecehan seksual dapat mengakibatkan trauma jangka panjang, karena pengalaman tersebut akan tersimpan dalam memori jangka panjang.
Seringkali, pelecehan berujung pada adu fisik antara korban dan pelaku di suatu area.
Psikolog Vivi Ade Cerliana MPsi, menjelaskan bahwa dampak dari pelecehan seksual secara umum adalah perubahan perilaku.
Korban yang biasanya ceria dan aktif bersosialisasi bisa menjadi lebih pendiam dan penuh ketakutan.
“Korban mungkin juga merasa sedih berlebihan, gembira secara berlebihan, atau murung tanpa alasan yang jelas,” jelas Vivi dalam sosialisasi anti-pelecehan seksual di Stasiun Cirebon, belum lama ini.
Vivi menambahkan bahwa pelecehan seksual juga dapat memengaruhi perkembangan kognitif korban.
Perkembangan kognitif adalah proses perubahan yang terjadi pada manusia dalam memahami, mengolah informasi, dan memecahkan masalah.
“Banyak sekali pelecehan seksual terjadi pada anak, remaja, dan orang dewasa. Korban cenderung merasa lebih tidak fokus,” terangnya.
Pelecehan yang terjadi, imbuh Vivi, akan ditangkap dan disimpan oleh otak.
Jika sudah masuk ke dalam memori jangka panjang, pengalaman tersebut akan memiliki efek yang berkepanjangan.
“Ketika pengalaman ini tersimpan di otak, emosi seperti kemarahan yang tidak jelas atau tangisan yang tidak jelas bisa muncul,” terang Vivi. (ade)