*Oleh: Taufiq Zaenal Mustofa MSi
BOLA perseteruan PBNU dan PKB terus bergulir secara liar tak terkendali dan mulai menampakkan manuver-manuver yang kekanak-kanakan.
Berawal dari pembentukan pansus Haji (oleh representasi PKB), direspon dengan pembentukan pansus pengambil alihan mandat PKB (oleh PBNU).
Kini yang bergulir adalah Muktamar Tandingan PKB (untuk mendelegitimasi kepemimpinan Muhaimin Iskandar) yang direaksi secara sigap oleh PKB (melalui ulama-ulama muda) dengan rencana menghelat Muktamar Luar Biasa (MLB) NU yang konon akan digelar awal Oktober ini.
BACA JUGA:Bincang Bisnis Lebih Intim lewat Afternoon Tea
Isu yang terakhir inilah yang menjadi bahasan utama dalam tulisan ini, sebagai pelengkap dari tulisan penulis tempo hari di harian yang sama (PBNU-PKB: Kembali ke Fitrah, 16/08).
Kabar mengenai MLB NU berawal dari pertemuan segelintir kiai muda di Bangkalan Madura pada 18 Agustus 2024 yang pada akhirnya melahirkan dokumen kesepakatan bertajuk Risalah Amanat Bangkalan (RAB). Belakangan segelintir kiai muda itu menamakan dirinya sebagai “Presidium Penyelamat NU” yang dikomandoi oleh KH Abdussalam Shohib atau Gus Salam, Pengasuh Pesantren Mambaul Maarif Denanyar Jombang, Jawa Timur.
RAB adalah sebuah dokumen utama yang menjadi sorotan sentral dalam perbincangan mengenai Muktamar Luar Biasa (MLB) NU. Dokumen ini disebut-sebut sebagai dasar argumen mengapa kepemimpinan PBNU di bawah kepemimpinan KH Yahya Cholil Staquf perlu segera diregenerasi.
Kendati rincian dokumen ini masih belum dipublikasikan secara resmi, tetapi banyak pihak mensinyalir beberapa poin penting yang tertera di dalamnya. Di antaranya ialah pertama dokumen ini berisi kritik terhadap kepemimpinan PBNU saat ini yang dianggap telah melanggar konstitusi NU berupa Qanun Asasi dan Khittah NU 1926.
BACA JUGA:Harga Kebutuhan Pokok Stabil
Kedua, PBNU telah mengintervensi laju jalannya Pansus Haji yang diinisiasi DPR RI. Ketiga mengubah wajah tampilan jam’iyyah (organisasi) menjadi korporasi industri ekstraktif dengan menerima konsesi tambang dari pemerintah. Terkahir, PBNU telah merusak persatuan dan kesatuan jam’iyyah dalam tata kelola, tata kerja, dan performa kepemimpiman dalam penyelenggaraan jam’iyyah. Demikian klaim dokumen ini yang kemudian menjadi alasan utama pihak-pihak yang menginginkan digelarnya MLB NU.
CIREBON TITIK PIJAK BERIKUTNYA
Cirebon konon akan menjadi tuan rumah dari diselenggarakannya Muktamar Luar Biasa NU yang hendak dihelat awal Oktober tahun ini oleh “Presidium Penyelamat NU”. Rapat terbatas Konsolidasi Nasional Presidium MLB NU telah digelar pada tanggal 08 dan 09 September di salah satu hotel di Kabupaten Cirebon sebagai langkah persiapan penyelenggaraan MLB.
Klaim koordinator Presidium MLB, konon sebanyak 326 Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU), 23 Pengurus Wilayah NU (PWNU), serta 12 Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) dari luar negeri telah siap berpartisipasi dalam MLB ini.
BACA JUGA:Perceraian Peringkat Kelima di Jawa Barat