Kelima, bimbingan dan konseling. Menyediakan akses layanan bimbingan konseling bagi korban, dapat membantu mereka mengatasi dampak psikologis.
Bimbingan dan konseling juga dapat diberikan kepada pelaku untuk mengatasi masalah perilaku mereka.Keenam, partisipasi komunitas.
Melibatkan komunitas secara luas dalam upaya pencegahan bullying itu penting. Organisasi masyarakat, lembaga sosial, dan kelompok relawan dapat berperan dalam mengedukasi masyarakat, mengorganisasi kegiatan anti bullying, dan memberikan dukungan kepada korban dan keluarganya.
BACA JUGA:Libatkan Emak-Emak untuk Tekan Tawuran Remaja
Ketujuh, penggunaan teknologi dengan bijak. Penting untuk mengerjakan penggunaan teknologi yang bertanggung jawab.
Ini meliputi kesadaran tentang cyber bullying, penggunaan privasi dan keamanan online, serta pemahaman tentang konsekuensi tindakan negatif di dunia maya.
Kedelapan, intervensi dan rehabilitasi. Pelaku bullying juga perlu mendapatkan perhatian dan intervensi yang tepat.
Pendekatan rehabilitasi yang melibatkan psikolog, konselor, atau pekerja sosial, dapat membantu mereka untuk mengubah perilaku agresif. Serta memahami akibat negatif tindakan mereka.
BACA JUGA:Helat Khitanan Masal dan Donor Darah hingga Pengajian Umum
Penting untuk melawan dan mencegah bullying dengan menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung, mempromosikan kesadaran tentang efek negatif bullying, serta memberikan dukungan dan sumber daya kepada korban.
Kita semua berjuang melawan rintangan dan menghadapi masalah kehidupan. Jadi alihkan energi kita untuk membangun orang lain. Serta bersama kita bisa meraih kebaikan dan kesuksesan.
Ingatlah, kekuatan sejati ada dalam kemampuan kita untuk menciptakan perubahan positif. Mari kita hentikan perundungan dan bersama-sama membentuk dunia lebih baik.
Jangan ada lagi di antara kita, saudara, teman, atau pun orang lain menjadi korban, bahkan menjadi pelaku perundungan. (*)
Penulis adalah Governance Analyst di Pratama Institute