Masih Rangkaian Seren Tahun, Dipamerkan Wayang Berusia 200 Tahun
Sekda Dr Dian Rachmat Yanuar MSi menyaksikan pameran wayang yang selenggarakan Paseban Tri Panca Tunggal dalam rangkaian Seren Tahun, Selasa (25/6).-Agus Panther/Radar Kuningan-radar cirebon
Diawali dengan Tari Wayang Adipati Karna, sebagai simbol bahwa suatu pentingnya memiliki jiwa patriotisme pada suatu bangsa. Paseban Tri Panca Tunggal menggelar pameran wayang yang masih dalam rangkaian Seren Tahun di Ruang Jinem (Panjinakan).
Agus Panther, Cigugur
Pameran wayang mengusung tajuk Merawat Pusaka Budaya Nusantara Menggali Nilai Budaya Bangsa melalui Tradisi Wayang, dibuka oleh Dirjen Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan RI Hilmar Farid BA MA PhD. Hadir juga Sekda Dr Dian Rachmat Yanuar MSi, Anggota DPRD Rana Suparman SE di Kelurahan/Kecamatan Cigugur, Selasa (25/6).
Hilmar Farid BA MA PhD menuturkan, mungkin orang sekarang berbicara tentang kesenian aspek keindahannya yang ditonjolkan, namun di masa lalu orang mencipta sesuatu mengedepankan aspek keluhurannya. Seperti yang disampaikan dengan karya wayang dari para leluhur sebagai warisan.
“Oleh karena itu, saya minta kerja sama juga dengan pemkab untuk bersama-sama memastikan bahwa ini terawat dengan baik tadi, mengapa pelestarian budaya, tradisi adat kita ini sangat penting. Karena adat dan tradisi yang sudah berusia ratusan dan bahkan lebih dari itu adalah kemudi dari bangsa ini yang memberikan arah mau berjalan ke mana,” terangnya.
BACA JUGA:Haji Kamdan Ikut Penjaringan Bacabup PPP dan Partai Nasdem
Sekda Dian mengatakan, Seren Tahun merupakan bagian bukti nyata kerukunan beragama dan sosial budaya yang ada di Kabupaten Kuningan, Ini miniatur Indonesia. “Dalam pelaksanaannya melibatkan berbagai elemen masyarakat tanpa memandang perbedaan agama suku maupun latar belakang lainnya ini,” katanya.
Sepakat momentum hari ini, menurut Dian, sebagai sarana untuk memperkuat tali persatuan dan kesatuan dan melestarikan budaya yang adiluhung. “Untuk pelestarian wayang perlu kita jaga dan rawat, wayang sarat dengan filosopi tokoh yang menggambarkan kehidupan. Apalagi Paseban memiliki wayang ada yang berusia ratusan tahun,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ibu Ratu Dewi Kanti, menyebutkan, bahwa Paseban Tri Panca Tunggal sudah berdiri 1960, tetap terus merawat dan melestarikan warisan leluhur. “Apa yang kami miliki, bahwa Ini adalah persembahkan untuk Indonesia,” ungkapnya.
Selain wayang golek di Kuningan ada wayang kulit yang berusia 200 tahun, yaitu wayang kulit corak Gehang Kinatar dijelaskan Ratu Dewi Kanti, menjadi satu-satunya yang tersisa dari periode itu, dengan kwalitas yang masih orisinil dan prima.
BACA JUGA:Politisasi ASN di Pilkada Kuningan
“Wayang Gebang Kinatar ini berkali-kali mendapat pujian dan perhatian khusus dari banyak pemerhati budaya seperti Alm. Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Prof Mattew Isac Cohen dari Yale University,” ujarnya.
Ia mengatakan, mereka sangat takjub mengamatinya, yakni melihat dari tingkat Kehalusan ukiran gringsing nya, dimana permukaan kulit wayang dapat menyerupai permukaan serat kain kelambu. Sehingga dapat ditembus secercah cahaya. (*)