Bantuan untuk Palestina dan Sudan sebagai Manifestasi Diplomasi
ARSIP: Presiden Joko Widodo (kanan) memberikan keterangan didampingi bersama Dubes Palestina untuk Indonesia Zuhair Al Shun (kiri), dan Menlu Retno Marsudi (tengah) usai melepas bantuan untuk Palestina di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdana Kusuma, Jakar-Foto: ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY-
MENTERI Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan bahwa pengiriman bantuan untuk Palestina dan Sudan adalah sebuah bentuk diplomasi kemanusiaan yang ditunjukkan oleh Indonesia dalam menghadapi situasi konflik di dua negara tersebut.
“Indonesia selalu berkontribusi sesuai dengan kapasitas yang kita miliki saat melihat negara-negara yang terkena dampak akibat perang atau bencana alam,” ujar Retno setelah mendampingi Presiden Joko Widodo dalam melepas bantuan kemanusiaan di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, kemarin (3/4).
Ia menegaskan bahwa bantuan tersebut bukan hanya mewakili diplomasi kemanusiaan, tetapi juga menjadi bagian dari dukungan diplomasi perdamaian. Diplomasi Indonesia dikenal kental dengan fokus pada perdamaian dan kemanusiaan, serta kesediaan untuk memberikan bantuan dalam situasi krisis.
“Diplomasi kita ini memang kental dengan dua hal, pertama diplomasi perdamaian dan kedua diplomasi kemanusiaan,” tuturnya.
Pemerintah Indonesia telah mengirim peralatan medis dan obat-obatan senilai Rp30 miliar ke Palestina dan Sudan. Bantuan tersebut bertujuan untuk membantu konflik internal di Sudan dan memberikan bantuan kepada pengungsi Palestina yang berada di Mesir. Pengiriman bantuan tersebut akan dilakukan menggunakan dua pesawat Garuda Indonesia yang masing-masing akan diberangkatkan ke Sudan dan Kairo pada Kamis (4/4), dan akan diterima langsung oleh menteri kesehatan setempat.
Menurut Retno, pengiriman bantuan ini merupakan bagian dari upaya terus-menerus Indonesia dalam memberikan dukungan bagi Palestina. Hal ini juga bertepatan dengan pengiriman parasut untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan sebelumnya melalui udara. Tidak hanya dari pemerintah, kerja sama juga dilakukan dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) untuk mengirimkan bantuan makanan dan obat-obatan melalui jalur udara. Lebih dari itu, total bantuan dari pemerintah, masyarakat, dan LSM sebelumnya yang dikirim melalui darat sudah mencapai lebih dari 4.400 ton.
Retno menegaskan bahwa pemerintah selalu memantau proses pengiriman dan penyaluran bantuan hingga tiba ke tangan warga Palestina yang membutuhkan. Indonesia memastikan bahwa bantuan yang dikirimkan sudah tiba di Gaza tanpa perlu proses pengemasan ulang.
“Dari waktu ke waktu, kita selalu memantau, dan hampir semua bantuan dari kita sudah tiba di Gaza karena kemasannya rapi, sehingga tidak memerlukan pengemasan ulang. Namun, kita menyadari bahwa banyak negara mengalami hambatan pengiriman bantuan melalui jalur darat karena harus melewati pemeriksaan dari Israel,” ungkapnya.
Dengan demikian, tindakan ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam membantu negara-negara yang membutuhkan, yang diiringi dengan komitmen untuk memastikan bantuan tersebut mencapai pihak yang memerlukan di tengah konflik dan bencana yang melanda. (ant/jpnn)