Pensiun Dini, PLTU Cirebon 1 Berhenti Beroperasi Tahun 2035
BERI PENJELASAN: Vice President Director Cirebon Power Joseph Pangalila menjelaskan terkait rencana pensiun dini PLTU Cirebon Unit 1 kepada awak media, kemarin.-DEDI HARYADI/RADARCIREBON.COM-
CIREBON-Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon Unit 1 akan pensiun dini. Sehingga, direncanakan bakal berhenti beroperasi pada tahun 2035.
Pensiun dini ini menggunakan skema refinancing, sehingga operasional pembangkit dengan teknologi super critical tersebut berakhir lebih cepat dari seharusnya yakni 2042 menjadi 2035.
Hal itu dikatakan Vice President Director Cirebon Power Joseph Pangalila kepada awak media, kemarin.
Dijelaskan Joseph, pensiun dini PLTU Cirebon Unit 1 menggunakan skema refinancing yakni energy transition mechanism (ETM) dan just energy transition partnership (JETP).
“Melalui ETM dan JETP memungkinkan pembiayaan yang lebih murah dan efisien, sehingga ada selisih untuk refinancing dan masa operasi PLTU 1 bisa dipercepat sekitar 7 tahun,” kata Joseph.
Dia tidak memungkiri, seringkali timbul salah persepsi terkait dengan pensiun dini ini. Seolah bahwa pembangkit listrik dengan kapasitas 1 x 660 MW tersebut bakal segera berhenti beroperasi.
“Sering kita dengan istilah suntik mati PLTU Cirebon dan sebagainya, seolah-olah bakal berhenti beroperasi tahun depan. Perlu disampaikan karena banyak yang salah mengerti. Dikira besok tutup PLTU-nya. Padahal masih 11 tahun lagi,” tuturnya.
Joseph mengulas bahwa kesepahaman early termination mechanism ini sudah terjalin pada November 2022 antara Asian Development Bank (ADB), PLN, pemerintah dan konsorsium pemegang saham.
Melalui kesepahaman tersebut, konsorsium pemegang dan perusahaan menunjukkan komitmennya pada green energy. Saat ini prosesnya mengarah kepada kesepakatan lebih lanjut. Dengan program ETM bila semua disepakati, operasional PLTU Cirebon 1 selesai di tahun 2035 atau 7 tahun lebih awal.
“Itu komitmen kami, pemegang saham, turut berkontribusi untuk green energy. Mudah-mudahan dengan informasi ini bisa mengklarifikasi banyak hal simpangsiur,” ujarnya.
Dia menambahkan, sepanjang tahun 2023 sampai dengan saat ini, diskusi dengan ADB, pemerintah, PLN dan pemegang saham masih terus berlanjut dengan progres yang positif.
Ketika ditanyakan apakah PLN akan defisit listrik jika PLTU Cirebon 1 dipensiundinikan? Joseph mengungkapkan hal tersebut merupakan ranah dari PLN bukan pihaknya. “Itu terkait dengan perencanaan PLN, PLN akan memasukkan kedalam RUPTLnya,” ujarnya.
Pihaknya juga meluruskan bahwa pensiun dini ini, diperuntukan bagi pembangkit yang kotor. Justru PLTU Cirebon 1 menjadi pilot project karena menjadi yang terpiih.
Misalnya, dari sisi operasional, keuangan dan aspek lingkungan yang paling baik dibandingkan pembangkit lain. “Investor tentu tidak mau kalau investasinya berisiko buat mereka. Jadi PLTU Cirebon 1 ini justru menjadi pilot project-nya,” ungkapnya.