Esensi Budaya Bukber
Ilustrasi--
Oleh: Wariah
BUKBER singkatan dari buka bersama, adalah sebuah tradisi yang berakar dalam budaya Muslim, terutama selama bulan Ramadan.
Dalam konteks komunikasi, tradisi ini menawarkan banyak aspek menarik yang dapat dianalisis. Pertama-tama, ada komunikasi simbolik yang sangat kaya dalam Bukber.
Makanan yang disajikan tidak hanya menjadi sarana untuk memenuhi kebutuhan fisik setelah berpuasa, tetapi juga menjadi simbol keberagaman dan kebersamaan.
BACA JUGA:Tingkatan Puasa Dalam Perspektif Al-Ghazali
Begitu juga dengan tempat pertemuan yang dipilih, sering kali dengan cermat untuk menciptakan suasana yang nyaman dan ramah.
Selanjutnya, komunikasi nonverbal memainkan peran penting dalam menyampaikan emosi, rasa hormat, dan kebersamaan selama Bukber.
Bahasa tubuh seperti senyuman, sapaan hangat, dan kontak mata menjadi cara utama untuk menyampaikan pesan-pesan yang tidak terucapkan secara verbal.
Gestur-gestur seperti berbagi makanan dengan orang lain juga mengkomunikasikan sikap kedermawanan dan perhatian terhadap sesama.
BACA JUGA:Helat Apel Kesiapan Operasi Ketupat Lodaya 2024
Komunikasi verbal adalah inti dari pengalaman Bukber. Melalui percakapan, peserta Bukber berbagi cerita, pengalaman, dan pemikiran mereka tentang berbagai topik, mulai dari agama hingga isu-isu sosial.
Pertukaran ide dan pandangan ini memperkuat ikatan antarindividu dan menciptakan ruang bagi pertumbuhan personal dan kebersamaan.
Selain itu, budaya Bukber juga mencerminkan interaksi antarbudaya yang kaya dan kompleks. Orang-orang dari berbagai latar belakang etnis, sosial, dan ekonomi berkumpul untuk berbagi momen yang penuh makna.
Dalam konteks kelompok, Bukber adalah contoh sempurna dari komunikasi dalam kelompok. Para peserta saling mendukung satu sama lain, berbagi tugas persiapan, dan bersama-sama menikmati pengalaman tersebut.