Memberdayakan Milenial Berwirausaha
ilustrasi-net-
BACA JUGA:Semakin Inovatif dan Berprestasi, SMK PGRI Jatibarang Indramayu Banjir Apresiasi
Hasil Asia Pacific Young Entrepreneurs Survey 2021, 66 persen responden di Indonesia bercita-cita memulai atau membuka usaha sendiri. Sebanyak 30 persen responden, bahkan meyakini menjadi entrepreneur adalah jalan mereka meraih kesuksesan hidup.
Perubahan mindset ini tidak terlepas dari realita work from home saat pandemi. Pada masa itu, bisa dibilang tidak ada penyerapan tenaga kerja baru.
Yang banyak terjadi adalah pemberhentian. Kondisi sulit itulah yang mendorong banyak orang, termasuk milenial, berpikir kreatif dan berinisiatif menjadi pelaku UMKM dengan memanfaatkan sarana berbasis internet.
Selain dipaksa keadaan, faktor historis menguatkan keyakinan generasi milenial memberdayakan diri menjadi wirausahawan level UMKM.
BACA JUGA:Aksi Cristiano Ronaldo Tolak Hadiah Penalti dari Wasit Kini Viral
Saat Krisis Moneter 1998, banyak perusahaan tumbang. Pertumbuhan ekonomi nasional mengalami kontraksi hingga minus 13,1 persen dari plus 4,7 persen pada tahun 1997.
Pada kondisi itulah, justru pelaku UMKM menjadi “juru selamat dan menyerap banyak tenaga kerja informal. Hanya, modal niat dan keyakinan saja tidaklah cukup. Untuk bisa berdaya dengan berwirausaha, milenial memerlukan bekal mental, ilmu, dan skill entrepreneurship.
Dibutuhkan banyak ruang belajar untuk kolaborasi ilmu kewirausahaan dalam teori-teori ekonomi. Inilah yang dikenal sebagai scientific entrepreneurship.
Meski terkesan akademis, pembekalan kewirausahaan hendaknya tidak hanya fokus pada aspek pengetahuan (kognitif). Pembekalan sikap mental (attitude) dan skill praktik bisnis juga menjadi bagian tak terpisahkan.
BACA JUGA:Begini Penjelasan Bojan Hodak soal Rekrutan Anyar Persib
Menariknya, gairah belajar berwirausaha tidak hanya dimiliki milenial di kota besar. Minat menjadi entrepreneur muda sudah merambah daerah pinggiran Jatim seperti Banyuwangi dan Situbondo.
Antusias milenial bisa dibaca dari gelaran Young Entrepreneur Festival 2019. Dalam program itu, ada ratusan milenial yang dapat ilmu kewirausahaan. Mulai digital marketing, manajemen keuangan, dan juga strategi permodalan.
Semangat yang sama juga terjadi saat di Dinas Kominfo Situbondo dan Kementerian Kominfo menyelenggarakan program Digital Entrepreneurship Academy (DEA) tahun 2021.
Ada ratusan milenial hadir meng-upgrade level kemampuannya di bidang pemasaran berbasis digital.
Kemauan institusi pemerintah pusat, daerah, maupun swasta untuk membina entrepreneur muda, tentu patut mendapat apresiasi. Namun akan lebih baik jika dilakukan secara berkesinambungan, bukan hanya insidental.