Wakil Ketua MPR RI: Energi Terbarukan Lebih Mahal

KUNJUNGI UGJ: Wakil Ketua MPR RI, Eddy Suparno, di acara MPR Goes to Campus UGJ Cirebon, Kamis (13/2).-ABDULLAH/RADAR CIREBON-

CIREBON – Target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo, salah satunya melalui pertumbuhan sektor energi. Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua MPR RI, Eddy Suparno, di sela-sela acara MPR Goes to Campus UGJ Cirebon, Kamis (13/2).

Menurut Eddy Suparno, sekitar 61 persen energi yang digunakan berasal dari sumber fosil, yakni batu bara. 

“Meskipun banyak energi terbarukan, di sisi lain kita juga dikaruniai sumber energi fosil dalam bentuk batu bara,” ujarnya.

Ketersediaan batu bara, kata Eddy, mencapai 900 juta ton, dan Indonesia merupakan produsen batu bara terbesar kedua di dunia. 

Dari sisi usia, cadangan batu bara diperkirakan dapat bertahan hingga 200 tahun, dan batu bara itu sendiri dapat bertahan hingga 600 tahun.

Namun, lanjut Eddy, sumber energi terbarukan biasanya lebih mahal dibandingkan energi berbasis fosil. “Energi terbarukan itu lebih mahal dibandingkan energi berbasis fosil,” ujarnya.

Rektor UGJ, Prof Dr. Achmad Faqih, menyatakan bahwa Indonesia berkomitmen untuk mencapai net-zero emission pada tahun 2060, dan mengajak negara-negara lain bergabung, termasuk lembaga-lembaga yang fokus pada perlindungan lingkungan seperti Greenpeace. “Pada tahun 2060, kita akan menciptakan pertumbuhan energi terbarukan,” ujarnya.

Faqih menambahkan, upaya untuk mencapainya termasuk pengembangan pembangkit listrik tenaga surya dan pembangkit listrik tenaga hidro. Ini sangat penting karena teknologi ini akan tersebar hingga ke pelosok-pelosok daerah.

“Di Belanda, mereka malah menggunakan kincir angin untuk menghasilkan listrik, begitu juga dengan energi gelombang laut. Inilah upaya menciptakan energi terbarukan. Para peneliti diharapkan dapat menghasilkan inovasi dalam energi terbarukan,” pungkasnya. (abd)

Tag
Share