Lourana Varencia Menangkap Peluang di Tengah Trend Viral Cromboloni

Owner Cherrelle Patisserie, Lourana Varencia menunjukkan cromboloni yang bisa dipesan di Cherrelle Patisserie. Foto: yogi irfandi-radar cirebon.--Radar Cirebon

BACA JUGA:Aston Cirebon Hadirkan Coffee Corner

Karena berasal dari perpaduan croissant dan bamboloni, tekstur yang dimiliki cromboloni ini seperti croissant yakni crunchy di luar dan lembut di dalam. Untuk menambah aroma yang wangi, adonan croissant juga sebelumnya diberi french butter. 

Selain itu, sama halnya dengan donat Italia atau bamboloni, cromboloni juga diisi dengan fla pastry yang melimpah di dalamnya. "Setelah dipanggang, cromboloni langsung diisi dengan fla pastry cream," terangnya. 

Untuk filling atau isian, Cherrelle Patisserie memiliki 4 pilihan rasa. Mulai dari belgian chocolate, matcha, strawberry, dan lotus biscoff. Isian ini diracik sendiri dan dibuat dengan rasa yang tidak terlalu manis. Misalnya untuk filling strawberry terbuat dari strawberry compote dan cream cheese, sehingga rasanya sedikit asam, sangat cocok bagi yang tidak begitu suka manis namun ingin tetap mencicipi makanan yang tengah viral ini. 

Untuk isian belgian chocolate, coklat yang digunakan merupakan dark cokelat. "Selain diberi isian, di bagian atas kami juga berikan topping coklat sehingga terlihat cantik," ungkapnya. 

Saat memesan cromboloni disarankan untuk dimakan langsung karena cromboloni lebih nikmat dinikmat saat masih hangat. Jika terpaksa untuk memesan online atau takeaway dan menerima cromboloni dalam keadaan dingin, disarankan untuk menghangatkan cromboloni di oven atau air fryer selama 5 menit dengan panas api 180 derajat. “Jika dipanaskan, cromboloni akan crispy di luar dan lembuh di dalam dengan filling yang meleleh," jelasnya.

BACA JUGA:Ikuti Kelas Membatik di Aston Cirebon

Dibanderol dengan harga Rp35 ribu, Varencia pun kebanjiran orderan. Di hari pertama launching menu ini, ia mampu menjual 200 crombolini dalam sehari. Kini pemesanan pun masih cukup tinggi, namun karena waktu pembuatan adonan yang memakan waktu tak sebentar, ia hanya mampu membuat 300 cromboloni dalam sehari. "Kami menyarankan pemesanan pre-order minimal H-1 pada konsumen," ucapnya.

Menurutnya trend makanan viral seperti ini hanya terjadi selama 2 hingga 3 minggu. Sehingga biasanya menu makanan viral ini dihadirkan hanya seasonal. Sama seperti saat croffle usai 2 minggu banjir permintaan kini permintaan pun sudah tak ada, sehingga ia tak menghadirkannya kembali. "Prediksiku untuk menu cromboloni ini juga serupa," ungkapnya.

Meski seasonal, menurutnya trend ini menjadi salahh satu yang harus selalu diikuti oleh para pelaku bisnis untuk mendapatkan tambahan peluang. Perlu diketahui, saat ini banyak sekali masyarakat yang latah akan trend yang terjadi. 

Mereka pun rela merogoh kocek untuk mencoba trend tersebut, namun pastinya selalu berikan kualitas terbaik agar konsumen merasa puas dan balik lagi. "Rata-rata konsumen dengan usia 20 tahun ke atas selalu ingin mengikuti trend dan mencoba makanan yang tengah viral," jelasnya.

Verancia menambahkan, saat ini pemesanan cromboloni bukan saja dari permintaan individu, namun juga dari beberapa cafe yang ingin di-supply. Tak sedikit juga beberapa masyarakat wikayah Cirebon yang memanfaatkan momen ini untuk membuka jasa titip (jastip) karena tingginya permintaan. “Ke depan tak menutup kemungkinan untuk bisa men-supply beberapa tempat," pungkasnya. (apr)

Tag
Share