Sudahkah Kita Sejahtera?

Ilustrasi hidup sejahtera.-istimewa-

Oleh: Ujang Mauludin*

SALAH satu isu strategis yang menjadi perhatian di tingkat nasional dan daerah adalah Pengentasan Kemiskinan Ekstrem dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat. Dua pernyataan ini sangat berkaitan satu sama lain. 

Apakah jika sudah tidak ada lagi kemiskinan, pasti sejahtera? Pertanyaan ini perlu dijawab dengan hati-hati dan argumentasi yang kuat, sehingga mampu menjelaskan secara representatif dan akuntabel.

Hembusan tentang kesejahteraan ini ditawarkan pula dalam Pemerintahan saat ini melalui visinya, yaitu “Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045,” dan misi Astacitanya.

BACA JUGA:Antisipasi DBD, Pemdes Tugu Gencarkan Fogging

Salah satu misi Astacitanya adalah menekankan pentingnya membangun dari desa dan dari bawah untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

Artinya, misi ini memiliki nilai luhur yang patut dijalankan oleh pemerintah sebagai penyelenggara negara, karena selain amanah Undang-Undang Dasar 1945, kesejahteraan rakyat juga menjadi tanggung jawab pemerintah sepenuhnya, dimana bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Beberapa indikator dalam mengukur perkembangan tingkat kesejahteraan rakyat di Indonesia, antara lain mencakup bidang Kependudukan, Kesehatan dan Gizi, Pendidikan, Ketenagakerjaan, Taraf dan Pola Konsumsi, Perumahan, Kemiskinan serta Sosial Lainnya yang menjadi acuan dalam upaya peningkatan kualitas hidup.

Berdasarkan proyeksi penduduk Indonesia tahun 2020-2050 hasil Sensus Penduduk 2020, penduduk Indonesia pada tahun 2024 mencapai 281,60 juta orang dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,04% per tahun (BPS, Publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat 2024, Volume 53, 2024). 

BACA JUGA:Bupati Nina Serahkan Hibah Daerah Tahun Anggaran 2025

Selama lima tahun terakhir (2020-2024), penduduk Indonesia terus bertambah dan mengalami pertumbuhan tertinggi pada tahun 2020, yaitu mencapai 1,25% per tahun.

Namun demikian, laju pertumbuhan penduduk geometrik terus mengalami penurunan yang cukup signifikan dari 1,25% pada tahun 2020 menjadi 1,04% pada tahun 2024.

Hal ini seiring dengan angka total fertility rate (TFR) yang juga terus mengalami penurunan dari 2,18 pada tahun 2020 menjadi 2,12 pada tahun 2024. 

Indikator demografi lainnya yang tak kalah penting adalah angka beban ketergantungan (dependency ratio-DR).

Tag
Share