DBMPR Jawa Barat Kebut Pemasangan Bronjong Jembatan Sumber Cirebon

Pemasangan bronjong Jembatan Sumber.-samsul huda-radar cirebon

CIREBON- Pemasangan bronjong Jembatan Sumber terus berjalan. Meski terkendala kondisi cuaca yang tak menentu, tapi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Jawa Barat terus kebut menuntaskan pekerjaan tersebut.

Penjelasan mengenai pemasangan bronjong di Jembatan Sumber, disampaikan Kepala Satuan Pelayanan Pengelolaan Jalan dan Jembatan (KSPPJJ) Wilayah VI Kota/Kabupaten Cirebon Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat Nana Rusmana. 

Kepada Radar Cirebon, Nana mengatakan progres pemasangan bronjong dari panjang 35 meter, baru 15 meter yang dikerjakan. Sementara untuk pengecoran pondasi sudah selesai 100 persen. “Ini kegiatan untuk memperkuat abutment Pasar Sumber. Sampai hari ini, kurang lebih sudah 50 persen," ujar Nana kepada Radar Cirebon, Kamis (23/1/2025). 

Kata Nana, pihaknya belum dapat memastikan kapan waktu pekerjaan pemasangan bronjong itu selesai. Sebab, kondisi cuaca tidak menentu. “Musim penghujan dan kondisi debit air sungai tidak menentu. Terbaru tadi malam debit air sungai naik lagi," terangnya. 

BACA JUGA:STMIK IKMI Cirebon Ggelar Diskusi Ilmiah

Bahkan saat pengerjaan, lanjut Nana, pihaknya mendapat informasi bahwa di daerah Kuningan sedang hujan. “Ini juga kendala. Jadi pekerjaan tidak bisa maksimal," tuturnya. 

Perlu diketahui, pemasangan bronjong dilakukan di sepanjang abutment jembatan untuk memperkuat dan menstabilkan struktur pondasi jembatan serta mencegah kerusakan lebih lanjut. 

Ada tiga pekerjaan dalam penanganan abutment jembatan. Pertama, pemasangan bronjong. Kedua, pemasangan batu guna mengamankan kontur tanah yang telah tergerus akibat derasnya aliran sungai beberapa waktu lalu. 

Terkahir atau ketiga, pengecoran di abutment jembatan sebagai bagian dari penanganan darurat. “Jadi ada tiga pekerjaan yang dilakukan oleh kami untuk penanganan darurat dengan panjang 35 meter dan tinggi 3 meter," terangnya. 

BACA JUGA:OJK Cirebon Targetkan 150 Edukasi Inklusi Keuangan

Nana mengaku penanganan sementara ini bersifat semi permanen, karena melihat kondisi darurat yang dihadapi, dengan melibatkan 20 orang pekerja. “Pekerjaanya juga ada yang melibatkan warga sekitar," katanya. 

Nana menambahkan, dalam proses pemasangan bronjong, pihaknya juga menggunakan alat Total Station (TS) atau theodolite. Yaitu alat ukur tanah yang digunakan untuk memantau pergerakan tanah secara akurat, termasuk tinggi tanah dengan sudut mendatar dan tegak. 

Alat ini dipasang selama 1x24 jam untuk memantau apakah ada pergeseran atau pergerakan pada abutment jembatan. “Dengan penggunaan alat ini, kami dapat memantau pergerakan abutment jembatan secara real-time," tandasnya. (sam) 

 

Tag
Share