Transformasi BRIN: Antara Prestasi dan Proses

Oleh: I. Aeni Muharromah

DI tengah dinamika perubahan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil meraih penghargaan bergengsi Museum Rekor Indonesia (MURI).

Prestasi ini menjadi bukti nyata keberhasilan integrasi lembaga riset terbesar di Indonesia, namun di balik sorotan, tantangan dan harapan besar pun turut menyertai.

Belum genap 4 tahun usianya, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai lembaga riset terbesar di Indonesia terus bertransformasi.

BACA JUGA:Momentum Kembali ke Jalur Kemenangan

Perubahan ini tidak hanya sekadar perombakan struktur, namun juga menyentuh aspek kultur, proses kerja, hingga tujuan strategis Lembaga.

Integrasi 5 entitas lembaga riset (LIPI, BATAN, LAPAN, BPPT, Ristek) dan 74 lembaga penelitian-pengembangan dikemas menjadi BRIN.

Dasar pembentukannya berdasarkan Perpres No 78 tahun 2021 memiliki SDM 13.663 yang 70% nya adalah periset yang tersebar diberbagai bidang riset di Indonesia. 

Sebagai salah satu sivitas didalamnya tentu saja saya ikut merasa bangga mendapat penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas keberhasilan organisasi menjadi lembaga dengan jumlah integrasi kementerian/lembaga riset sains inovasi terbanyak.

BACA JUGA:Resmi: Indra Sjafri Umumkan 28 Pemain Timnas U-20 untuk Mandiri U-20 Challenge Series 2025

Penganugrahan diberikan oleh ketua MURI Jaya Suprana di Jakarta (21/1/2025) dalam acara ekspose capaian riset dan inovasi 2024.

Bangga boleh saja, asal tidak jumawa. Dalam tulisan ini saya ingin mengungkapkan bagaimana perubahan, dampak yang timbul, tantangan dan strategi kemajuan riset dan SDM pendukungnya. 

Penghargaan ini menggambarkan keberhasilan BRIN dalam merampingkan dan menyinergikan struktur organisasi riset dan inovasi di Indonesia, namun di balik pencapaian tersebut, terdapat tantangan signifikan yang harus dihadapi, terutama dalam hal SDM, pendanaan riset, serta respons terhadap kebutuhan sektor strategis seperti pangan dan energi.

Kita sepakat perubahan adalah hukum alam. Begitu pula dengan bidang sains dan teknologi. Dunia riset dan inovasi bergerak sangat cepat. Tantangan global seperti perubahan iklim, pandemi, dan revolusi industri 4.0 menuntut untuk terus beradaptasi. 

Tag
Share