KH Abdul Chalim Jadi Nama Jalan
Nama tokoh Pahlawan Nasional asal Majalengka, KH Abdul Chalim diabadikan di sepanjang Jalan Raya Rajagaluh-Prapatan Sumberjaya.-ONO CAHYONO-radar majalengka
BACA JUGA:32 Tim Bersaing di Igornas Cup 1 Futsal Competition
Sementara itu, dilansir dari situs NU Online, KH Abdul Chalim lahir di Kecamatan Leuwimunding, Majalengka, Jawa Barat, pada tahun 1898.
Ia adalah putra dari pasangan Mbah Kedung Wangsagama dan Nyai Suntamah.
Masa kecil Kiai Chalim dihabiskan untuk belajar di Sekolah Raja (sekolah umum yang diikuti oleh kalangan tertentu pada masa penjajahan Belanda) selama dua tahun.
Selanjutnya, Kiai Chalim melanjutkan pendidikan di Pesantren Barada Mirat Leuwimunding, Pesantren Trajaya, Pesantren Kedungwuni Kadipaten Majalengka, hingga Pesantren Masantren Cirebon.
BACA JUGA:11 Pegawai Kemkomdigi Diberhentikan Sementara
Pada tahun 1914, saat usianya baru menginjak enam belas tahun, KH Abdul Chalim menunaikan ibadah haji dan menuntut ilmu ke tanah Hijaz selama dua tahun.
Di sana, ia sempat belajar dari ulama-ulama masyhur, seperti Abu Abdul Mu'thi, Syaikh Ahmad Dayyat, dan Muhammad Nawawi bin Umar Al-Bantani, yang lebih dikenal dengan sebutan Imam Nawawi Banten.
Saat belajar di Hijaz, KH Abdul Chalim bertemu dengan berbagai ulama Nusantara dari berbagai daerah.
Beberapa ulama ini kemudian menjadi teman sekaligus gurunya, salah satunya adalah KH Abdul Wahab Hasbullah, yang lebih dikenal sebagai Kiai Wahab Jombang.
BACA JUGA:Paslon 03: Debat Kandidat Jadi Kesempatan untuk Publik Nilai Visi Paslon
Saat itu, KH Abdul Chalim juga telah menjadi anggota sekaligus pengurus Sarekat Islam (SI) Hijaz dan merupakan anggota termuda di sana karena baru berumur enam belas tahun.
SI adalah organisasi para ulama Nusantara yang berorientasi menentang kebijakan-kebijakan pemerintah penjajahan Kolonial Hindia-Belanda.
Melalui SI, kebijakan-kebijakan pemerintah jajahan yang tidak sesuai dengan syariat Islam dan merugikan rakyat ditentang secara konstitusional.
Akhirnya, para ulama pengurus SI kemudian bergabung ke Nahdlatul Ulama (NU).