PCNU Kuningan Netral di Pilkada
PCNU menyelenggarakan acara Maulid Nabi Muhammad SAW, tanpa dihadiri satu pun paslon pada Pilkada Kuningan 2024, Sabtu (5/10). -ist-radar cirebon
Sekretaris PCNU Kuningan Dr H Iim Suryahim menegaskan, jika secara organisatoris bersikap netral dalam kontestasi Pilkada Kuningan, Jabar. Bahkan tidak pernah ada deklarasi dukungan untuk paslon tertentu.
Hal ini dibuktikan saat acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Gedung PCNU Kuningan, tanpa dihadiri satu pun paslon pada Pilkada Kuningan 2024.
"Kita tidak ada muatan politik di sini. Murni ini momen Maulid Nabi Muhammad SAW," kata Dr H Iim Suryahim, Sabtu (5/10).
Menurutnya, NU yang berasal dari kalangan pesantren memiliki tanggung jawab, untuk merawat tradisi maulidan. Sehingga dalam momen ini, hanya diisi salawatan saja tak bermuatan politis.
BACA JUGA:Satpol PP Sukses Tertibkan Bangunan Liar Goa Macan
"Kalau dari aspek nahdliyinnya, warga Nahdlatul Ulama, itu dipersilakan dalam hal demokrasi memiliki hak politik secara personal. NU itu kan politiknya politik kebangsaan, salah satu politik kebangsaan yaitu kita mengakomodir bentuk demokrasi seperti Pancasila. Artinya dari aspek kerakyatan itulah silakan untuk ikut berperan serta dalam proses demokrasi," bebernya.
Pihaknya menegaskan, sampai sekarang PCNU Kuningan tidak pernah deklarasi mendukung salah satu paslon di Pilkada Kuningan.
"Secara organisasi, PCNU tidak ada deklarasi mendukung salah satu paslon. Kalau secara personal dan hak pribadinya, itu dikembalikan masing-masing karena memiliki hak politik," tandasnya.
Sekali lagi secara organisasi, lanjutnya, PCNU tidak menyatakan sikap mendukung ke paslon tertentu. Adapun hal politik, itu hak asasi untuk memilih dan dipilih. "Maka kalau ada warga nahdliyin mendukung ke suatu paslon, itu hak dasar atas nama pribadinya," terangnya.
BACA JUGA:DLH Bersihkan TPS Liar di Dukupuntang
Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Ketua PCNU Kuningan Dr KH Aminuddin. Sebab pada acara Maulid Nabi Muhammad SAW tidak menghadirkan paslon tertentu. Maulidan ini sebagai upaya memperkuat spiritualitas dan kebersamaan warga nahdliyin, di tengah berbagai tantangan kehidupan.
"Acara ini murni untuk memperkuat spiritualitas dan kebersamaan kita, tanpa adanya muatan politik. Ini penting untuk menjaga marwah dan kehormatan Nahdlatul Ulama," ujarnya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa shalawat adalah salah satu cara terbaik untuk menyegarkan hati dan pikiran yang mungkin telah terkontaminasi oleh urusan duniawi, khususnya hiruk-pikuk politik. "Kita sering lupa bahwa tujuan utama hidup ini adalah mencari ridha Allah dan mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW," ungkap KH Aminuddin.
Dalam analoginya, Ketua PCNU Kuningan menggambarkan hati manusia seperti cermin yang mudah terkotori oleh ego, ambisi, dan perpecahan akibat keterlibatan dalam urusan duniawi, terutama politik.