Krisis Air Bersih Landa 15 Desa, Kemarau Panjang Diprediksi sampai Oktober, BPBD Siaga

DISTRIBUSI AIR BERSIH: Petugas BPBD Kabupaten Cirebon sedang mendistribusikan air bersih ke lokasi warga yang terdampak kekeringan akibat kemarau panjang, kemarin.-ist-RADAR CIREBON

Krisis Air Bersih di wilayah Kabupaten Cirebon semakin seluas. Sebelumnya, hanya 10 desa yang terdampak krisis air bersih. Namun, mulai per Jumat (20/9) menjadi 15 desa yang melaporkan krisis air bersih.

Kelimabelas desa itu antara lain, Desa Slangit Kecamatan Klangenan, Desa Mundu Mesigit, Desa Mundu Pesisir, Desa Pemengkang, Desa Setupatok, dan Desa Banjarwangunan Kecamatan Mundu. 

Sementara itu, di Kecamatan Sedong krisis air terjadi di Desa Sedong Kidul, Desa Sedong Lor, Desa Karangwuni, Desa Patapan, dan Desa Winduhaji. 

Selanjutnya, krisis air bersih juga terjadi di  Desa Karangkendal dan Dukuh Kecamatan Kapetakan. Terakhir, Desa Cupang Kecamatan Gempol dan Dawuan Kecamatan Tengahtani.

“Beberapa hari yang lalu ada 13 desa yang melaporkan krisis air bersih. Sekarang bertambah lagi, menjadi 15 desa yang melaporkan krisis air bersih,” ungkap Sub Koordinator Kebencanaan Ahli Muda BPBD Kabupaten Cirebon, Juwanda kepada Radar Cirebon, Minggu (22/9). 

Menurut Juwanda, cuaca kemarau panjang akan terus terjadi hingga pada bulan Oktober mendatang. Sehingga, tidak menutup kemungkinan krisis air bersih di wilayah Kabupaten Cirebon akan terus meluas. 

“Bisa jadi laporan kekeringan, terdampak pada krisis air bersih akan bertambah. Jumlah desa yang melaporkan bisa bertambah lagi karena saat ini masih musim kemarau,” jelasnya.

Juwanda mengatakan, BPBD terus siaga, salah satunya menjadwalkan pengiriman bantuan air bersih sampai dengan akhir September 2024. Pihaknya akan terus melakukan pendistribusian air bersih ke sejumlah tempat yang mengalami krisis air bersih. 

“Sesuai jadwal, pendistribusian air bersih sampai akhir September. Karena kita buat jadwalkan sebulan sekali. Karena dinamis, misal ada desa yang mengajukan, harus segera dikirim lagi dan disesuaikan lagi jadwalnya,” tandasnya.

Diakuinya, hujan yang terjadi beberapa hari yang lalu tidak berdampak pada kekeringan yang terjadi di Kabupaten Cirebon. Hanya, membuat cuaca lebih adem. 

“Hujan beberapa waktu lalu tidak berpengaruh banyak, masih kekurangan air bersih. Malah semakin bertambah Desa terdampaknya,” katanya.

Meskipun cuaca kerap mendung, lanjut Juwanda, musim hujan diprediksi akan terjadi pada akhir bulan Oktober. “Hujan pekan lalu, hanya rekayasa cuaca karena musim kemarau yang begitu terik pada siang, dan dingin pada pagi harinya,” pungkasnya. (cep)

Tag
Share