Halte bus di Kota Cirebon semakin lama semakin tidak terawat seiring dengan berkurangnya penggunaan armada bus di kota tersebut. Kondisi halte-halte ini kini tampak kumuh dan banyak terkena vandalisme.
Tempat menunggu bus ini jelas terlihat sudah lama tidak diperbaharui.
Hampir semua halte di Kota Cirebon terpapar vandalisme dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Setiap sudutnya tampak berkarat, dan cat dasar berwarna biru semakin memudar.
Sebagai contoh, halte di seberang UIN Syekh Nurjati Cirebon terlihat lebih kumuh dibandingkan lokasi lain. Halte ini dipenuhi dengan vandalisme dan selebaran promosi yang menempel pada dinding dekat anjungan tunai mandiri (ATM).
Vandalisme menyebar di hampir semua permukaan, sementara bagian lantai dan tiang-tiang terlihat menghitam, sejalan dengan kondisi selokan di belakang halte tersebut.
Begitu juga dengan halte di SMK Veteran di Jalan Pemuda.
Bagian atapnya tampak lapuk, dan penanda halte serta motif khas mega mendung semakin memudar.
Bekas selebaran sobekan kertas promosi juga masih terlihat banyak menempel.
Sebagian besar halte di Kota Cirebon umumnya berwarna biru.
Setiap halte dilengkapi dengan dua tiang penyanggah dari besi, tempat duduk memanjang dari batu dan semen dengan alas keramik, serta atap dari genteng.
Beberapa halte juga diberi penamaan, seperti halte SMKN 2 Cirebon dan halte SMK Veteran.
Kondisi halte-halte lainnya juga hampir sama, seperti yang terpantau di halte SMKN 2 Cirebon di Jalan Dr Cipto Mangunkusumo atau halte di PN Kota Cirebon di Jalan Wahidin pada kemarin (3/9).
Kondisi halte ini sejalan dengan penurunan jumlah bus yang beroperasi di Kota Cirebon.
Saat ini, bus yang beroperasi di dalam kota adalah Citros dan Bus Rapid Transit (BRT) milik Dinas Perhubungan Kota Cirebon, dengan BRT memiliki halte-halte khusus.
“Halte kini hanya menjadi tempat istirahat sementara sambil menunggu orderan,” kata Aim, seorang pengemudi ojek online yang ditemui saat menunggu penumpang di halte SMK Veteran kemarin.