Namun, informasi kekalahan tersebut berhasil tercium oleh beberapa tokoh pergerakan nasional, seperti Sutan Sjahrir. Sjahrir kemudian menyiapkan gerakannya untuk merebut kekuasaan dari tangan Jepang.
BACA JUGA:1.242 Mahasiswa UGJ Cirebon Ikuti Kuliah Kerja Nyata Tematik
“Pihak Jepang berusaha menutupi berita kekalahan tersebut. Namun, berita tersebut akhirnya bocor ke beberapa tokoh, seperti Sutan Sjahrir,” ungkap Mustaqim.
Ketika Sjahrir mendengar berita siaran radio bahwa Jepang hampir kalah, dia ingin kemerdekaan Indonesia segera diproklamasikan.
Sutan Sjahrir segera menemui Soekarno meminta untuk segera memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia saat itu juga. Tapi permintaan tersebut ditolak Soekarno. Penolakan itu membuat Sutan Sjahrir kecewa.
BACA JUGA:Perlombaan Estafet Tepung Meriahkan HUT RI di Lingkungan Disdik
Selanjutnya pada 15 Agustus 1945 setelah jam 5 sore, Sutan Sjahrir segera memerintahkan kepada para pemuda agar mempercepat persiapan demonstrasi.
Mahasiswa dan pemuda yang bekerja di kantor berita Domei (kantor berita Jepang) secepatnya melaksanakan instruksi tersebut. Namun, Sutan Sjahrir memahami gelagat Soekarno yang tidak sepenuh hati menyiapkan Proklamasi.
PPKI sebagai badan bentukan Jepang yang bertugas menyiapkan kemerdekaan, tidak menunjukkan aktivitasnya akan berhenti bekerja.
BACA JUGA:Perdana, Uniku Kukuhkan 2 Dosen Jadi Guru Besar
Sikap tim Soekarno dan Mohammad Hatta tersebut mengecewakan para pemuda yang sepakat dengan gagasan Bung Syahrir. Sebab, sikap itu beresiko terhadap kemerdekaan RI merupakan produk buatan Jepang.
Sutan Sjahrir akhirnya meminta dr Soedarsono yang kala itu menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Kesambi atau yang sekarang menjadi RSD Gunung Jati, untuk memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia di Alun-Alun Kejaksan Kota Cirebon.
Kemudian, para pemuda di Cirebon hari itu tanggal 15 Agustus 1945, di bawah pimpinan dr Soedarsono, mengumumkan Proklamasi versi mereka sendiri.
BACA JUGA:Meriahkan HUT RI, Dinas PUTR Adakan Lomba Tarik Mobil Stum
“Di alun-alun sudah berkumpul massa yang menunggu kejelasan tentang Proklamasi Kemerdekaan. Sehingga, tidak mungkin membubarkannya jika tanpa adanya kejelasan,” tutur Mustaqim Asteja saat berbincang dengan Radar Cirebon, belum lama ini.
Proklamasi Kemerdekaan pun akhirnya dibacakan oleh dr Soedarsono. Namun, tentang bagaimana isi teks Proklamasi Alun-Alun Kejaksan itu, sampai kini belum ditemukan dokumennya.