Kendati sudah mulai turun hujan, namun bukan jaminan sumur warga sudah dipenuhi air. Kondisi ini dirasakan warga Dusun II, Desa Dukuhdalem, Kecamatan Japara, Kabupaten Kuningan. Warga di dusun tersebut mengalami kesulitan mendapatkan air bersih sejak enam bulan lalu karena sumur milik warga kering kerontang.
Untungnya, warga merasa terbantu karena ada sumber air bersih yang tidak perlu mengeluarkan uang untuk mendapatkannya. Hanya dengan bekal alat penampung air seperti galon, jeriken, dan ember serta ditambah kesabaran, warga bisa membawa pulang air bersih secara cuma-cuma alias gratis. Air bersih itu keluar dari valve pipa PDAM.
"Sudah lebih dari enam bulan warga Dusun II sulit mendapatkan air bersih. Sumur milik kami juga sudah lama tidak ada airnya. Belum ada upaya dari desa untuk mengatasi kesulitan yang sedang kami alami," tutur seorang pria yang mengaku bernama Asnadi kepada Radar Kuningan, Rabu (13/12).
Asnadi juga mengutarakan, dulu ketika pertama kali jaringan PAM masuk ke desanya, warga di dusunnya sempat menjadi pelanggan PDAM. Namun entah apa penyebabnya, air dari pipa PDAM tidak mengalir lancar ke rumah-rumah pelanggannya. Akhirnya pihak perusahaan mengembalikan kembali uang muka pendaftaran pelanggan.
BACA JUGA:Jas Biru Nobar Debat Perdana Capres
"Ya memang sempat ada jaringan pipa pelanggan ke rumah-rumah warga di Dusun II. Tapi airnya tidak bisa naik karena lokasi dusun lebih tinggi dari pipa besar PDAM. Kemudian pihak PDAM mengembalikan uang pendaftaran. Itu setelah warga menyampaikan keluhan," timpal Didi, warga lainnya yang sama-sama sedang antre air bersih.
Menurut Didi, tak ada pembatasan berapa galon atau jeriken yang boleh dibawa warga. Asalkan kuat antre dan sabar menunggu giliran, bisa dipastikan peralatan pengangkut air yang dibawa dari rumah terisi air bersih semua.
"Jangan heran jika melihat antrean warga dari pagi sampai tengah malam, warga di dusun tersebut begadang menunggu giliran air bersih. Ini satu-satunya sumber air bersih bagi warga di Dusun II. Kami tidak tahu sumur-sumur di dusun ini kapan bisa terisi air," sebut keduanya
Baik Asnadi maupun Didi serta warga dusun tersebut berterimakasih kepada PAM Tirta Kamuning yang sudah membuang air dari pentil di pipa yang ada di jembatan. Selain di dekat jembatan, warga juga memanfaatkan valve di titik lainnya. Lokasinya berjarak sekitar 300 meteran.
BACA JUGA:Ayu Riana Ingin Masyarakat Lemahwungkuk Sejahtera
"Terima kasih kepada PDAM yang sudah membuang air dari pipa. Air itu sangat bermanfaat bagi kami. Semoga ke depan ada upaya agar air PAM bisa naik sampai rumah kami. Kami tak keberatan langganan setiap bulannya tapi dengan syarat, airnya ngalir lancar ke rumah," harap warga.
Dari pantauan Radar Kuningan, aktivitas warga setempat setiap harinya banyak yang antre di sekitar jembatan Dukuhdalem. Di pinggir jembatan terdapat jaringan pipa air bersih berukuran besar milik Perumda Air Minum (PAM) Tirta Kamuning. Dari pipa besar itu ada pentil yang sengaja dipasang pihak perusahaan untuk membuang air.
Asep Aro, Humas PAM Tirta Kamuning mengakui bahwa biasanya di setiap jembatan-jembatan, ada air yang keluar dari pentil atau air valve pipa. Dengan tujuan untuk membuang atau mendorong angin keluar dari sistem perpipaan.
Dan kalau sampai air valve tersebut ditutup, lanjut Asep Aro, maka akan menyebabkan tekanan balik atau water hammer. Sehingga mengakibatkan pipa pecah di titik tertentu. "Asal jangan sampai valve itu dirusak atau ditutup takut pipanya pecah. Silakan air yang terbuang itu digunakan warga," sebut Aro. (ags)