CIREBON - Wilayah Telkom (Witel) Cirebon menghelat Olimpiade Fiber Optic Nasional tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kantor Witel setempat, Kamis (7/12). Kegiatan ini diikuti 15 sekolah dari seluruh Indonesia.
Mereka memperebutkan piala tetap dan piala bergilir, serta uang belasan juta rupiah. Setiap sekolah diwakili 3 orang: 2 siswa dan 1 pembimbing. Peserta diberikan soal teori dan ujian praktik.
Executive Vice President Telkom Jawa Barat, Dr Saiful Hidajat MT menuturkan, salah satu misi Telkom Indonesia yaitu mengembangkan digital talent yang memiliki daya saing.
"Adik-adik ini (peserta/siswa SMK, red) yang kami harapkan bisa jadi digital talent," tuturnya, saat sambutan pembukaan olimpiade.
BACA JUGA:DPUTR Sukseskan Jalan Santai Batik Sarungan Radar Cirebon
Saiful menambahkan, kegiatan hari itu sekaligus memvalidasi kurikulum serta kapabilitas para siswa. Yaitu, untuk memastikan telah sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini.
"Memvalidasi apakah sudah mengikuti apa yang dibutuhkan industri. Sehingga, bisa menjadi feedback untuk pendidikan ke depannya. Mudah-mudahan ini menjadi satu gaung besar," ungkapnya.
Industri internet, jelas Saeful, sedang jadi tren di Indonesia saat ini. Di mana kehidupan masyarakat sehari-hari tidak lepas dari internet. Internet ada karena jaringan.
"Begitu bicara kapasitas besar, bicaranya fiber optik. Sampai mungkin 20 tahun, 30 tahun ke depan, trennya masih sama. Internet inilah tren teknologi ke depan,” katanya.
BACA JUGA:Debat Capres Dimulai 12 Desember 2023, Cawapres Hadir Mendampingi
"Silakan dipraktekkan apa yang dipelajari di sekolah dengan standar industri. Semoga bisa meningkatkan kualitas sekolah dan kami akan mendapatkan intake yang terbaik," imbuhnya.
Sementara itu, General Manager Witel Cirebon, Ferry Zuljanna menambahkan, Olimpiade Fiber Optic Nasional digelar untuk meningkatkan kualitas sekolah dan lulusan dengan memberikan standar. Selain Fiber Optic, kata Ferry, Telkom Indonesia mendukung SMK dengan Laboratorium Internet of Things (IoT).
"IoT sekarang sudah jadi trend baru. Industri mulai bergeser, robotica IoT dan data analytics. Kita harus menyiapkan murid kita menghadapi hal itu. Kalau tidak siap, yang masuk tanaga kerja dari Kamboja, Filipina, dan lainnya yang bahasa Inggrisnya, skillnya, lebih bagus," beber Ferry.
BACA JUGA:Kemenag Persilakan Pemkot Resmikan Patung Paksi Naga Liman
Untuk menghindari itu, Telkom Indonesia atau Witel Cirebon menyiapkan kelas industri digital IoT. Tahun lalu sudah terlaksana di SMKN 1 Losarang, Indramayu. Dan hasilnya cukup menggembirakan. Dalam setahun ada 50 kreatifitas yang lahir dari laboratorium tersebut.