BACA JUGA:Jafarudin pun Hari Ini Ambil Formulir Pendaftaran
Kemudian, lanjut Nanang, dilakukan pengamanan dengan pemasangan cerucuk (pinggir sungai) dengan kayu agar arus air sungai tidak merusak kawasan yang sudah roboh.
Lalu melakukan uji tanah dengan metode sondir (alat tekan dimasukkan ke dalam tanah)
”Uji tanah, kita bekerjasama dengan Lab Fakultas Teknik UGJ sebagai persyaratan proses perbaikan melalui program Opor yang berasal dari Kementerian PUPR,” tandasnya.
BACA JUGA:Indonesia vs Australia: Jangan Ada Lagi Wasit seperti Nasrullo Kabirov
Tujuannya agar pembuatan pondasi lebih kuat dan tidak terjadi perubahan lagi.
”Kita ingin mengetahui kondisi tanah di sana melalui uji sondir, dari uji lab, tanah lunak berapa meter, tanah kerasnya berapa meter sehingga pondasinya bisa lebih baik. Uji lab hanya akan menggunakan kawasan yang roboh. Satu titik mewakili 25 meter,” katanya.
Pihaknya menegaskan bahwa kemungkinan akan menyusuri ke lokasi lain, tergantung kajian kementerian apakah dilakukan secara menyeluruh atau sebagian.
BACA JUGA: Indonesia vs Australia: Raih Poin Harga Mati
Bahkan pada awal April, tepatnya hari Rabu, 3 April 2024, perwakilan Balai Prasarana Permukiman wilayah Jabar selaku kepanjangan tangan Kementerian PUPR meninjau kondisi eksisting dan mendata seberapa panjang pagar yang roboh.
Kemungkinan terdampak juga dilakukan pengukuran dan sekarang menunggu uji sondir.
”Mudah-mudahan dalam waktu dekat akan dilakukan perbaikan sesegera mungkin, waktunya masih belum diketahui, yang jelas tahun ini,” pungkasnya.