Menjadi Manusia Cerdik

Jumat 05 Apr 2024 - 16:10 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151). Kita sangat merugi jika tidak melaksanakan puasa dengan sungguh-sungguh sesuai dengan ketentuan dan salah satunya tidak menjaga lisan.

Lisan dengan kesungguhan harus dikendalikan dengan hati yang salim (sehat). Lisan tidak boleh mengeluarkan kata-kata yang menjadikan kita harus meminta maaf (… janganlah mengatakan sesuatu yang akan membuatmu beralasan darinya….” (Ahmad, no. 23498, Ibnu Mâjah, no. 417).

Perkataan dapat menjadikan orang bahagia dan juga membuat orang sengsara. Perkataan yang harus dikeluarkan adalah kebenaran, memberikan arah kebahagiaan di dunia dan akhirat.

BACA JUGA:RG-UG Mualimin Sukses Gelar Kasif XVI

Setiap saat kita digoda dengan berbagai hal yang mendorong untuk berkomentar atau untuk melakukan aktivitas yang jika tidak berhati-hati akan terjerumus pada kemaksiatan, kepada kesia-sian puasa kita.

Apa yang ada di tangan kita (HP) menjadi pengganggu yang utama. Makan, minuman bisa kita abaikan. Kita bisa bertahan dalam lapar dan dalam haus.

Akan tetapi, kita sering tidak bisa bertahan dalam keikutsertaan  berkomentar yang muncul dalam grup wa, dalam laptop. Kita sering tergoda ikut mengobrol hal-hal yang sebenarnya tidak pening.

Begitui banyak obrolan hari ini setelah pelaksanaan Pemilu. Obrolan-obrolan yang terlontar melalui media cetak, media daring dan menjadi ramai pada saat bergulir di grup.

BACA JUGA:Zakat Fitrah Sebesar 2,7 Kg

Sekian grup membicarakan hal-hal yang sebenarnya tidak akan mengubah apa pun. Apa pun yang kita sampaikan pada situasi obrolan itu hanya berbalik-balik kepada kita, mungkin hanya menjadi beban pikiran. 

Semua hal telah tertentu penanggung jawabnya, sudah kelas yang mengendalikannya. 

Kita harus terus mengendalikan nafsu. Jangan berperilaku berdasarkan nafsu. Nafsu memang selalu sejalan dengan keinginan.

Keinginan tidak pernah berhenti, selalu ingin bertambah dan bertambah. Pausa ini adalah media yang sangat tepat untuk belajar mengendalikan nafsu. Kita dalam keadaan bebas terbuka.

BACA JUGA:Komisi II Nilai Rencana Program Strategis Pemkab Masih Stagnan

Seluruh anggota badan kita berpulang mengarahkan kita berbuat kebaikan dan sebaliknya. Mata kita dapat melihat apa pun, telinga dapat mendengar apa pun, kaki dapat melangkah ke mana pun, tangan dapat mengambil apa pun. Semua gerakan kita dapat kita kendalikan agar selamt dunia dan akhirat.

Orang-orang yang berpuasa dengan mengendalikan nafsu tidak akan tergiur dengan menyediakan makanan yang berlebihan, tidak akan membeli pakaian yang sebenarnya telah terwsedia di lemari, tidak akan ikut mengobrolkan kejelekan orang lain, tidak akan ikut berdiskusi tentang hal yang tidak terkait langsung dengan dirinya seperti hasil pemilu, susunan kabinet, anggota legislatif.

Tags :
Kategori :

Terkait