Balada Konsumerisme Ramadan

Minggu 31 Mar 2024 - 15:30 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

Konsumerisme juga merusak lingkungan, dengan meningkatnya pemborosan makanan, produksi sampah, dan konsumsi energi selama bulan Ramadan.

Kemasan produk makanan dan minuman bertambah, sementara jumlah makanan yang dibuang juga meningkat secara signifikan.

Semua ini memberikan tekanan tambahan pada lingkungan, yang seharusnya kita jaga dan lestarikan sebagai amanah dari Allah Ta’ala.

BACA JUGA:Jaksa KPK TIN Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar, Modus Menakut-nakuti Akan Dijadikan Tersangka

Oleh karenanya, hari-hari Ramadan yang penuh berkah ini, seharusnya menjadi momentum yang tepat dalam merefleksikan diri sekaligus menimba berbagai pahala yang berlipat ganda.

Di bulan mulia ini, solidaritas antarelemen umat seyogyanya dapat menemukan arenanya dalam usaha merakit sedikit demi sedikit apa yang telah luluh-lantak karena pandemi selama kurun waktu dua atau tiga tahun lamanya, diantaranya melalui sedekah dan derma.

Rasulullah bersabda, “Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (H.R. Tirmidzi, 807).

Akhirnya, mari kembalikan makna Ramadan yang hakiki dengan mengikis budaya konsumerisme yang dibenci.

BACA JUGA:Attaqwa Center Peringati Nuzulul Quran

Hasrat konsumtif berlebihan hendaknya ditransformasi menjadi derma kepada mereka yang kurang mampu dan kebaikan-kebaikan yang mengabadi. 

Jadikan Ramadan sebagai momentum untuk berbagi empati. Jangan biarkan Ramadan pergi sebelum ia meninggalkan makna yang berarti dalam lembaran amal dan diri. (*)

Penulis adalah Pengurus PAC Fatayat NU Astanajapura

Tags :
Kategori :

Terkait