Hal ini memperkuat rasa persatuan dan kebersamaan di antara anggota masyarakat, mempromosikan nilai-nilai saling menghormati dan toleransi.
Dalam perspektif politik, Budaya Bukber juga memiliki implikasi yang signifikan. Acara-acara Bukber sering kali dihadiri oleh tokoh-tokoh politik dan pejabat pemerintah sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat hubungan dengan masyarakat dan menunjukkan dukungan terhadap nilai-nilai keagamaan.
Selain itu, Budaya Bukber juga dapat digunakan sebagai platform untuk memperjuangkan isu-isu sosial dan politik yang relevan, seperti pengentasan kemiskinan, perdamaian, atau hak asasi manusia.
BACA JUGA:Jalan Dr Cipto MK Diperbaiki, Namun Drainase Tetap Dibiarkan Rusak yang Mengakibatkan Banjir
Secara keseluruhan, Budaya Bukber mencerminkan dinamika kompleks ekonomi, sosial, dan politik dalam masyarakat.
Tradisi ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi pelaku bisnis, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan memberikan ruang bagi partisipasi politik yang lebih besar.
Budaya Bukber, meskipun memiliki banyak manfaat sosial dan budaya, juga dapat memiliki beberapa dampak negatif yang perlu dipertimbangkan.
Pertama, peningkatan pemborosan makanan. Salah satu dampak negatif Budaya Bukber adalah peningkatan pemborosan makanan.
BACA JUGA:M Arif Kurniawan Kembali Jadi Pj Sekda Untuk Tiga Bulan ke Depan, Tidak Ada Pelantikan Lagi
Karena jumlah peserta yang hadir biasanya besar, seringkali terjadi pembelian makanan dalam jumlah yang berlebihan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan pemborosan dan limbah makanan yang tidak perlu.
Kedua, kesehatan. Bukber sering kali diiringi dengan konsumsi makanan berkalori tinggi dan minuman manis, yang mungkin tidak sehat jika dikonsumsi secara berlebihan. Ini dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes, atau masalah pencernaan.
Ketiga, kemacetan dan polusi. Bukber sering menyebabkan peningkatan lalu lintas dan kemacetan di sekitar lokasi acara.
Hal ini tidak hanya menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat umum, tetapi juga menyebabkan peningkatan polusi udara dan suara.
BACA JUGA:33 Ruas Jalan Kabupaten Cirebon Batal Diperbaiki Tahun Ini, Karena Usulanya Ditolak Pemprov Jabar
Keempat, isolasi social. Meskipun Budaya Bukber dimaksudkan untuk memperkuat ikatan sosial, dalam beberapa kasus, hal ini dapat mengakibatkan isolasi sosial bagi mereka yang tidak dapat atau tidak ingin berpartisipasi dalam acara tersebut.
Kelima, komodifikasi Agama. Ada juga risiko komodifikasi agama dalam Budaya Bukber, di mana tradisi keagamaan yang mulia dapat dijadikan sebagai alat untuk tujuan komersial atau politik.