Inklusi Perempuan dan Capaian Pemberdayaan Gender

Senin 11 Mar 2024 - 16:53 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

BACA JUGA:Jam Kerja ASN Berubah

Pemerintah telah berkomitmen terkait kesetaraan gender yang juga merupakan bagian dari tujuan ke-5 dari Sustainable Development Goals (SDGs).

Dalam satu dekade, IDG menunjukkan capaian yang baik dimana menunjukan tren yang meningkat. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2013, IDG secara nasional hanya mencapai 70,46 dan naik 6,13 poin menjadi 76,59 di tahun 2022.

Tidak berbeda dengan angka IDG nasional, IDG di Jawa Barat mengalami peningkatan pada tahun 2022. Namun, capaian IDG Jawa Barat sebesar 71,22 lebih rendah dari angka nasional.

Jika dilihat pada capaian IDG di wilayah Ciayumajakuning pada tahun 2022 di Kabupaten Kuningan sebesar 73,67; Kabupaten Cirebon sebesar 73,15; Kabupaten Majalengka sebesar 59,82; Kabupaten Indramayu sebesar 68,62; dan Kota Cirebon sebesar 78,07. 

BACA JUGA:Tarhib Ramadan Naik Odong-odong

Salah satu kabupaten yang akan di cermati pada tulisan ini adalah kondisi capaian IDG dengan variabel yang berpotensi memiliki keterkaitan yaitu di Kabupaten Cirebon.

Jika IDG didekomposisi berdasarkan komponen pembentuknya di Kabupaten Cirebon pada tahun 2022, 28 persen untuk komponen keterlibatan perempuan di parlmen; 40,14 persen perempuan sebagai tenaga professional; dan 28 persen pada komponen sumbangan pendapatan perempuan. 

Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa dimensi yang paling dominan memberikan kontribusi pada IDG yaitu dimensi perempuan sebagai tenaga profesional.

Hal tersebut mengindikasikan bahwa perempuan sudah mampu terlibat dalam pengambilan keputusan. Sedangkan keterlibatan perempuan di parlemen dan sumbangan pendapatan perempuan merupakan dimensi dengan perolehan capaian yang rendah.

BACA JUGA:Sambut Ramadan, DKM Al Husna GSP Gelar Pawai Obor

Hal ini ditengarai oleh anggapan bahwa politik merupakan hal yang pelik dan hanya mampu dilakukan oleh laki-laki sehingga menjadikan perempuan enggan berpartisipasi dalam bidang politik.

Sementara sumbangan pendapatan perempuan yang hanya mencapai 28 persen mengindikasikan bahwa keterlibatan perempuan dalam pasar tenaga kerja masih rendah.

Berita Resmi Statistik (BRS) terkait tingkat partisipasi angkatan kerja yang terpilah gender pada tahun 2022 di Kabupaten Cirebon menunjukkan bahwa perempuan hanya berpartisipasi sebesar 48,20 persen jauh dibandingkan laki-laki yang mencapai 82,13 persen.

Seperti kita ketahui bersama, bahwa penduduk merupakan subyek sekaligus obyek dari pembangunan. Sebagai subyek pembangunan, artinya penduduk menjadi pelaku dari proses pembangunan itu sendiri.

BACA JUGA:Pesantren Kilat Sebulan Penuh

Tags :
Kategori :

Terkait