"Kita akan lakukan koordinasi dan minta kepada BBWS CC untuk melakukan penanganan (normalisasi sungai, red) secepatnya," ujarnya.
Sementara Kepala BBWS CC Dwi Agus Kuncoro mengatakan, banjir besar yang melanda 9 kecamatan di Cirebon timur diakibatkan curah hujan yang tinggi di Kabupaten Kuningan.
BACA JUGA:Pemkab Cirebon Tetapkan Tanggap Darurat 7 Hari
Selain itu, karena tata guna lahan yang menyebabkan runoff meningkat atau dengan kata lain daerah resapan air berkurang.
“Malam Rabu hujan deras di Kabupaten Kuningan berlangsung sekitar tiga jam. Sementara di Kabupaten Cirebon, di daerah Ciledug hujannya cukup lebat," kata Dwi, Rabu 6 Maret 2024.
Dwi mengatakan pihaknya akan mengambil langkah preventif dengan melakukan normalisasi pada empat sungai limpas, termasuk Sungai Singaraja, Ciputih, Ciberes, dan Cisanggarung.
Itu akan dilakukan pada bulan Mei tahun ini. “Normalisasi ini sebagai upaya antisipatif terhadap potensi banjir tahun berikutnya," terangnya.
BACA JUGA:Atasi Banjir di Cirebon Timur, Pj Gubernur: Kuncinya Normalisasi Sungai
“Meski sebagian sungai sudah mengalami normalisasi sebelumnya, kegiatan normalisasi berfokus pada skala prioritas, terutama sungai yang sering menjadi penyebab banjir," sambung Dwi.
Sungai-sungai tersebut belum lama ini sudah dilakukan normalisasi, walaupun belum menyeluruh.
Misalnya Sungai Cijengkelok atau anak Sungai Cisanggarung yang dinormalisasi tahun 2023, Sungai Ciberes dinormalisasi tahun 2021 dan 2023.
Untuk Sungai Ciputih pernah dinormalisasi tahun 2014 dan 2015. Sementara Singaraja normalisasi terakhir dikakukan pada tahun 2017.
BACA JUGA:Jumat Pagi, Bupati Cirebon Lantik Kadishub yang Baru
“Untuk normalisi, kami pakai kegiatan swakelola operasional alat berat tahun anggaran 2024," terangnya.
WARGA WASWAS BANJIR SUSULAN
Sementara itu, salah seorang warga Desa Gunungsari, Kecamatan Waled, Herman, mengaku waswas jika mulai turun hujan. Dia khawatir bisa terjadi banjir susulan.