MAJALENGKA- Kelompok Seniman Badut Majalengka (SBM) baru terbentuk sebulan ini di Kabupaten Majalengka. Pada Selasa (9/1) lalu para SBM tampil atraktif memukau di pinggir Jalan Pemuda, depan Puri Elsas GGM Majalengka.
Aksi mereka disaksikan tokoh seniman dan budayawan Majalengka, Dedi Junaedi alias Wa Kijoen dan seniman balada Iman Sabumi.
Empat orang seniman badut yakni Rambo (Om Rambo), Agi, Riven (badut bule) dan Lukman Hermawan (Mr Lukman) memberikan hiburan kepada warga Kabupaten Majalengka.
“Kami bukan seniman badut abal-abal yang hanya terkesan mencari uang dengan ngamen di lampu merah. Kami ingin memberikan hiburan yang menarik untuk masyarakat, dan bukan badut yang menakutkan,” ujar Om Rambo diiyakan Mr Lukman.
BACA JUGA:Warga Serahkan Dua Pistol
Menurut Mr Lukman, kini ada fenomena badut hanya muncul di pinggir jalan atau lampu merah yang terkesan menjadi peminta-minta.
Ia ingin mereka yang tampil sebagai badut abal-abal itu bisa bergabung dengan SBM dan siap untuk melatihnya sehingga bisa tampil atraktif. “Mereka bisa kami latih bermain musik, sulap, menari, nyanyi dan bodoran untuk menghibur masyarakat,” katanya.
Mr Lukman mengaku memiliki pengalaman bermain badut di Taman Safari Bogor, Bandung dan Jakarta hingga bermain film.
Pria asal Desa Kulur Kecamatan Majalengka memilih untuk pulang kampung dan siap menghibur masyarakat Kota Angin.
BACA JUGA:IPB Cirebon Berangkatkan 2 Mahasiswa ke Jepang
Ia bersama SBM pernah tampil dua kali di komplek Alun-alun Majalengka untuk perkenalan. “Kami sebagai seniman badut juga butuh perhatian Pemkab Majalengka, karena kami butuh ruang untuk menghibur masyarakat. Memberi kebahagiaan bagi masyarakat dan mengais rezeki demi memenuhi kebutuhan keluarga,” ujarnya.
Ia mengaku salut melihat perkembangan Kabupaten Majalengka yang semakin maju. Karena itu, bertekad untuk mengembangkan seni badut di tanah kelahirannya.
Mr Lukman ingin mengubah mindset pemikiran sebagian masyarakat yang berpandangan seniman badut itu identik dengan peminta-minta. Dan, berusaha untuk menghilangkan rasa takut terhadap badut terutama pada anak-anak.
“Salah satu cara untuk mengilangkan rasa takut pada anak terhadap badut, kami sengaja berhias wajah badut di depan anak-anak,” ujarnya.
BACA JUGA:Ada Peran Pemuda dalam Mengembangkan Potensi Wisata di Desa Seda Kuningan