CIREBON- Berdasarkan data Global Cancer Observatory (GLobocan) tahun 2020, kanker payudara menempati urutan pertama kasus baru dari seluruh jenis kanker, dengan jumlah kasus 2.261.419 atau sekitar 11,7%, disusul kanker paru, kanker kolorektal dan jenis kanker lainnya. Di Indonesia sendiri, dari total populasi 273.523.621 penduduk, jumlah kasus baru sebanyak 396.916 orang dan jumlah kematian mencapai 234.511 orang.
Data-data tersebut, menunjukkan kanker payudara masih merupakan masalah kesehatan khususnya pada wanita yang perlu mendapat perhatian. Sehingga pengetahuan mengenai diagnosis dini, pengobatan dan pemantauannya perlu ditanamkan sejak dini pada mahasiswa Fakultas Kedokteran yang nanti akan bekerja di fasilitas pelayanan pertama terutama di Puskesmas.
Maka dengan tingginya angka kejadian dan kematian kanker payudara di Indonesia mendorong RSUD Waled Kabupaten Cirebon mengadakan kuliah pakar dengan tema Breast Cancer : from Diagnosis to Follow-up, Jumat (29/12).
BACA JUGA:Warjam Direhab Tahun Ini
Kuliah pakar ini ditujukan untuk mahasiswa program pendidikan dokter dan program akademik Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) yang digelar secara hybrid yaitu secara offline di RSUD Waled dan online di Kampus FK UGJ.
Kuliah pakar yang bekerjasama dengan FK UGJ dan Divisi Hematologi Onkologi Medik FK Unpad/RS Hasan Sadikin Bandung ini, menghadirkan pembicara dr Heri Fadjari SpPD KHOM dan moderator dr A Fariz Malvi ZZ SpPD FINASIM FACP.
Direktur RSUD Waled dr Mohamad Luthfi SpPD KHOM FINASIM MMRS mengatakan, RSUD Waled sejak tahun 2014, telah merintis unit kemoterapi, sehingga kemoterapi untuk kanker payudara saat itu sudah mulai bisa dilakukan di RSUD Waled.
“Dengan perkembangan waktu, tatalaksana kemoterapi telah dikembangkan di berbagai rumah sakit lain di Cirebon, termasuk juga untuk pemberian terapi lainnya pada kanker payudara seperti terapi target, terapi endokrin, imunoterapi dan radioterapi,” ungkapnya.
BACA JUGA:Iwan Ridwan Jadi Ketua PC Persis Majalengka
Lebih lanjut, dijelaskannya, Unit Kemoterapi di RSUD Waled sekarang dikembangkan menjadi Unit Hematologi-onkologi dan Thalassemia, sehingga saat ini selain kemoterapi, untuk diagnostik dan tatalaksana beberapa kelainan darah sudah bisa dilakukan di RSUD Waled.
“Beberapa waktu yang lalu RSUD Waled ditunjuk oleh kemenkes untuk pusat skrining Thalassemia, bekerjasama juga dengan Pusat Studi Genetik FK Unpad,” ujarnya.
Sementara itu, Dekan FK UGJ, Dr dr Catur Setiya S MMed Ed menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat penting dalam pendidikan mahasiswa FK UGJ baik pada taraf akademik maupun profesi, khususnya dalam pengetahuan di bidang kanker.
“Saat ini sudah banyak lulusan FK UGJ yang mengabdi di berbagai fasilitas kesehatan dan juga yang melanjutkan pendidikan dokter spesialis. FK UGJ juga saat ini terus mengembangkan diri melalui kerja sama dengan berbagai FK di luar negeri seperti Redbaut University di Belanda dan Poitiers University di Perancis,” ungkapnya.
BACA JUGA:Perayaan Tahun Baru Lancar
Pembicara Kuliah Pakar, dr Heri Fadjari SpPD KHOM menyampaikan bahwa terdapat 3 hal penting dalam diagnosis kanker payudara, yaitu pemeriksaan klinis oleh dokter, pemeriksaan mammografi atau USG payudara dan pemeriksaan biopsi.