CIREBON – Memasuki musim penghujan, potensi pohon tumbang dan dahan pohon yang rawan patah terus diantisipasi, agar tidak membahayakan pengendara yang melintas maupun warga yang beraktivitas di dekatnya.
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) selaku pengelola pohon-pohon di tepian jalan, meningkatkan intensitas pemangkasan dan perapihan pada pohon-pohon di tepian jalan yang ada di Kota Cirebon.
Kepala DPRKP Kota Cirebon, Wandi Sofyan SSTP, MSi, menjelaskan bahwa pihaknya melalui UPT Pertamanan dan Pemakaman memang telah memiliki rencana kerja yang tersusun secara reguler, maupun yang dilakukan dalam keadaan darurat.
Tim penanganan pohon di DPRKP Kota Cirebon, misalnya, melayani permintaan masyarakat untuk melakukan penanganan terhadap pohon-pohon rawan di sekitar lingkungan warga.
Selain itu, ada juga kegiatan penanganan yang dilakukan berdasarkan penelusuran dan laporan masyarakat.
Misalnya, memasuki musim penghujan ini, hasil penelusuran menemukan pohon di beberapa titik jalan yang memerlukan penanganan.
Seperti dahan yang rawan patah, dilakukan perapihan. Bahkan, ketika ditemukan pohon dengan kondisi akar dan batang yang sudah sangat keropos dan rawan tumbang, dijadwalkan untuk dilakukan pemangkasan.
“Rencana kerja tim penanganan pohon di Kota Cirebon sudah terjadwal. Kami fokuskan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.
Untuk penertiban pohon di tepian jalan ini, pihaknya hanya berwenang menangani pohon yang berada di ruas jalan berstatus Kota Cirebon saja.
Untuk ruas jalan provinsi dan nasional, akan dilakukan koordinasi dengan pihak yang berwenang.
Namun, dalam kondisi darurat, seperti kejadian pohon tumbang, pihaknya tidak memandang status jalan dan tetap ikut terjun menangani.
Ditambah lagi, dengan keterbatasan personel, di UPT Pertamanan dan Pemakaman hanya ada satu tim penanganan pohon yang terdiri dari 7 orang.
Mereka memiliki keahlian khusus dalam pemeliharaan, pemangkasan, hingga penebangan.
“Setiap hari tim ini melakukan inspeksi, pemeliharaan, maupun pelayanan permintaan dari laporan masyarakat. Namun, karena pekerjaan ini berat, satu hari tim hanya bisa menangani paling banyak dua titik,” ujarnya. (azs)