Dewi Pek Ku Thay Fud diletakkan di tengah, di antara empat pengawal di sisi kanan dan kiri.
Sesuai dengan nama Vihara Pemancar Keselamatan, tempat ini dipercaya dapat mengobati berbagai penyakit melalui ritual meminum atau mengoleskan abu kertas yang telah dituliskan doa-doa.
Dewi Pek Ku Thay Fud menjadi simbol dari vihara yang berlokasi di Jalan Winaon, Kota Cirebon.
Pada Jumat kemarin (11/10), vihara tersebut merayakan HUT ke-58. Berbagai ritual telah dilalui.
”Dewi Pek Ku dikenal sebagai Dewi Pengobatan dari Selatan. Di sini, kami memiliki patung besar dan patung kecilnya,” kata Apuk, bagian humas vihara yang juga dikenal sebagai Boen San Tong, pada Jumat kemarin.
Patung kecil yang dimaksud digunakan saat ada perayaan seperti Cap Go Meh.
Karena ukurannya yang lebih kecil, patung tersebut lebih mudah dan lebih ringan untuk diarak mengelilingi jalanan di Kota Cirebon.
Sementara itu, patung besar selalu berada di dalam vihara dan dibersihkan secara rutin dari abu bekas umat yang berdoa.
Apuk mengaku telah membuktikan sendiri betapa mujarabnya kepercayaan yang telah diimani turun-temurun. Ia sembuh dari penyakit usus buntu, padahal dokter menganjurkan untuk melakukan operasi.
”Saya sembuh sampai sekarang,” katanya.
Ia menjelaskan ritual yang dilakukan, yaitu dengan menulis doa atau harapan pada lembaran kertas. Kemudian, kertas tersebut dibakar, lalu dimasukkan ke dalam gelas, diberi air, dan diminum.
”Saya juga pernah menderita salah urat, diolesi dengan abu bakaran kertas, dan sembuh,” ungkapnya.
Apuk menyebutkan bahwa ritual tersebut dipandu oleh pengurus vihara. Waktunya bisa kapan saja, tergantung kesepakatan dengan pemandu yang akan memimpin ritual penyembuhan tersebut.
Karena kemujaraban itulah, vihara ini dikenal sebagai Vihara Pemancar Keselamatan.
Saat HUT Dewi Pek Ku Thay Fud pada Jumat kemarin, vihara juga menerima banyak sumbangan lilin, mulai dari yang kecil hingga besar.