Banyak organisasi, termasuk Asosiasi Pengacara Karachi dan klub media, juga mengikuti langkah ini, meskipun merek asing, terutama soda dan air, masih tersedia.
"Sebelum memesan (untuk upacara pernikahan), orang-orang dengan jelas menyampaikan; tidak ada minuman atau es krim merek asing," kata Mohammad Kafeel, seorang katering berbasis di Karachi, kepada Anadolu.
Beberapa bulan lalu, sebuah video viral di media sosial menunjukkan seorang pria muda mengenakan "keffiyeh," syal bermotif hitam-putih yang merupakan simbol gerakan pembebasan Palestina, pada acara pertunangannya di Karachi.
Video-video lain menunjukkan warga Pakistan, termasuk perempuan dan anak-anak, membawa bendera Palestina dan secara rutin memprotes di restoran KFC dan McDonald's di seluruh negeri.
BACA JUGA:Baksos Relawan Dian-Tuti di Japara, Warga Doakan Paslon Dirahmati Menang
Boikot ini telah mendorong peluang bagi alternatif lokal, di mana beberapa merek berlomba-lomba mengisi kekosongan, dengan beberapa mengalami lonjakan penjualan yang mengejutkan.
Cola Next, merek soda lokal, telah menggantikan merek-merek minuman global dalam beberapa bulan terakhir dengan lonjakan penjualan yang “berlipat ganda,” menurut juru bicara yang menolak memberikan angka pasti.
Kababjis, sebuah jaringan makanan cepat saji lokal, adalah contoh lain dari bisnis yang berkembang pesat akibat boikot ini. Jaringan ini memperkenalkan mereknya sendiri, KFC atau Kababjis Fried Chicken, yang memberikan pukulan keras terhadap penjualan KFC asli, yang mengoperasikan 128 restoran di 37 kota di Pakistan. (antara)