Dinas Perikanan dan Pertanian (Diskatan) Kabupaten Kuningan, Jabar, terus mendorong pengembangan kopi lokal para petani Kuningan. Khususnya dalam segi pemasaran kopi lokal Kuningan agar lebih meluas ke luar daerah.
Hal itu disampaikan Kepala Diskatan Kuningan Dr Wahyu Hidayah usai mengikuti Focus Group Discussion (FGD) Penguatan Identitas Kopi Lokal Menuju Go Global yang diadakan Kantor Perwakilan BI Cirebon.
Kegiatan itu menghadirkan berbagai pihak terkait, termasuk pelaku usaha kopi dari Kuningan dan Majalengka, serta perwakilan pemerintah daerah. Fokus pembahasan meliputi potensi kopi lokal dan upaya meningkatkan daya saingnya di pasar global.
Kepala Diskatan Kuningan Dr Wahyu Hidayah turut menekankan, pentingnya strategi pemasaran yang efektif untuk mendorong pengembangan kopi lokal. Menurutnya, pemanfaatan media sosial, inovasi produk, serta kemitraan dengan perusahaan dapat mendongkrak penjualan kopi secara signifikan.
BACA JUGA:Nuzul Rachdy: PDIP Harus Tegak Lurus dalam Pilkada 2024
"Keikutsertaan dalam pameran kopi, dapat membuka peluang pasar yang lebih luas," terangnya.
Ia menjelaskan, bahwa Kuningan memiliki iklim dan kondisi tanah yang mendukung pertumbuhan berbagai jenis kopi, termasuk robusta, arabika, dan liberika.
"Saat ini, luas lahan kopi di Kuningan mencapai 1.485 hektare untuk robusta, 87 hektare untuk arabika, dan 1,85 hektare untuk liberika, dengan produksi tahunan mencapai ratusan ton," sebutnya.
Ia juga menekankan, pentingnya peningkatan teknik budidaya dan perluasan lahan untuk meningkatkan produksi. Selain itu, pengembangan infrastruktur dan penggunaan varietas unggul menjadi faktor penting agar kopi lokal dapat bersaing di pasar nasional maupun internasional.
BACA JUGA:Pendatang Baru DPR RI Asal Kuningan H Rokhmat Ardiyan Ikuti Lemhanas RI
Wahyu juga menyoroti pentingnya penerapan label Indikasi Geografis (IG) untuk kopi lokal. "Dengan IG, kopi lokal akan memiliki jaminan kualitas dan keaslian yang terkait dengan ciri khas geografisnya, memberikan kepercayaan lebih kepada konsumen dan memperkuat branding kopi Kuningan dan Majalengka di pasar global,” jelasnya.
Sementara Manajer Fungsi Pengembangan UMKM, Keuangan Inklusif, dan Ekonomi Syariah Bank Indonesia, Muhammad Harun Ar-Rasyid menyampaikan, bahwa FGD tersebut bertujuan untuk menindaklanjuti hasil survei yang dilakukan di sembilan titik penghasil kopi di Kabupaten Kuningan dan Majalengka.
"Komoditas kopi di wilayah ini memiliki potensi besar, ditunjang oleh kondisi geografis yang mendukung, seperti Gunung Ciremai dan perbukitan sekitarnya,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa beberapa lahan di Majalengka, seperti di Desa Bantaragung dan Desa Payung, yang sebelumnya kurang produktif, kini telah dimanfaatkan oleh kelompok tani untuk perkebunan kopi. Dengan intensifikasi yang tepat, kopi dari kedua kabupaten tersebut mulai berkembang menjadi komoditas unggulan.
BACA JUGA:Dimulai, Masa Kampanye 60 Hari