Undang Profesor dari Jepang, Seratus Kepala dan Guru SLB Ikut Penguatan Lesson Study

Rabu 18 Sep 2024 - 20:09 WIB
Reporter : Deden F
Editor : Deden F

SLBN Taruna Mandiri, Desa Sampora, Kecamatan Cilimus berusaha dan bekerja keras untuk berada di garda terdepan dalam pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus di Kabupaten Kuningan maupun Provinsi Jawa Barat. Lembaga ini intens membangun komunikasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan UPI Bandung.

Yang terbaru, pengelola SLBN Taruna Mandiri menandatangi  kerja sama dengan Profesor Masataka Kizuka dari Kyoto Prefektural University of Medicine, Jepang. Kerja sama ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Caranya, dengan meningkatkan kualitas para guru SLB di Kabupaten Kuningan agar berimbas dalam pola dan metode pengajarannya kepada siswa.

Nah, selama dua hari, Selasa dan Rabu (18-19/9), dimotori Kepala SLBN Taruna Mandiri Kokoy Kurnaeti SPd MPd digelar pelatihan atau workshop Penguatan Lesson Study bagi para guru SLB se-Kabupaten Kuningan. Kegiatan ini dihelat di Aula SLBN Taruna Mandiri dengan menghadirkan pemateri level internasional dari Jepang, Profesor Masataka Kizuka. Selama dua hari itu, sekitar seratus guru SLB se Kabupaten Kuningan digenjot dan diberi pengarahan oleh sang profesor.  

Kepala SLBN Taruna Mandiri Kokoy Kurnaeti SPd MPd menegaskan, pihaknya sengaja menjalin kerja sama langsung dengan Profesor Masataka guna meningkatkan kualitas guru SLB. Kokoy menyebutkan, Lesson Study ini sangat bermanfaat bagi para guru karena memperoleh pengetahuan baru tentang metode mengajar yang lebih efektif.

BACA JUGA:HUT ke-69 Lalu Lintas Bhayangkara, Satlantas Polres Kuningan Salurkan Bantuan Sembako

“Alhamdulilah, kegiatan penguatan Lesson Study yang digelar SLBN Taruna Mandiri ini mendapat apresiasi dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan juga para guru. Peserta yang hadir adalah Kepala SLB dan juga para guru. Dalam dua hari penyelenggaraan Lesson Study, para peserta benar-benar memanfaatkan Profesor Masataka untuk meningkatkan kemampuannya dalam pola pengajaran,” ujar istri dari Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Kuningan Dr Elon Carlan MPd, Rabu (18/9).       

Sementara Profesor Masataka Kizuka dari Kyoto Prefektural University of Medicine menilai tingkat pendidikan Indonesia menurut berada di level menengah, tidak di level bawah. Dan apa yang perlu dilakukan untuk membuat standarnya lebih tinggi lagi adalah kualitas guru, karena guru adalah profesional.

"Tingkatan pendidikan di Indonesia ada di level menengah. Dan sejauh saya melihat pendidikan di Indonesia, tidak hanya di pendidikannya, tapi masyarakatnya. Jelas sekali Indonesia memiliki potensi yang besar ke depannya," ungkap Masataka. 

Mungkin dalam jangka waktu 20-30 tahun atau mungkin 50 tahun lagi, lanjut sang Profesor, Jepang akan berada di belakang Indonesia. Karena kerangka pikir, khususnya kerangka pikir generasi mudanya akan terus berkembang. Begitu juga antusias melakukan apapun, dan dengan aktif atau positif melakukannya.

BACA JUGA:Jadi Destinasi Paling Hits di Jabar, Arunika Diganjar Penghargaan

“Dengan begitu mereka mendapat arahan yang baik dan lainnya mereka terbiasa dengan hal tersebut. Saya pikir ini juga potensi yang besar di pendidikan Indonesia.

Dan guru juga harus memahami bahwa mereka adalah profesional. Jadi, pola pikir profesional itu sangat penting, karena seorang profesional harus berperilaku sebagai seorang profesional. 

“Sebagai contoh, sewaktu mengobservasi pelajaran dan sewaktu menyampaikan materi. Tadi saya memberikan aturan melakukan Lesson Study kepada para peserta. Artinya, apa yang mereka kerjakan sewaktu melakukan observasi dan hal-hal lainnya. Dan sampai saat ini, saya khawatir, para guru masih berjuang untuk mencapai tujuan ini,” papar pria asal Jepang tersebut. 

Menurut Masataka, para tenaga pendidik harus memahami bahwa guru adalah seorang profesional dan masyarakat juga mengakui bahwa guru adalah para profesional. Itulah aspek yang paling penting dari pendidikan di Indonesia. (ags)

Kategori :