Tentara Israel Kepung RS Kamal Adwan, Jadi Barak Militer

Minggu 17 Dec 2023 - 22:15 WIB
Reporter : Deden F
Editor : Deden F

rumah bagi ribuan warga yang mengungsi seiring serangan Israel terus menerus, kini menyaksikan krisis kemanusiaan yang semakin memburuk. Hal ini terbukti dari tindakan tentara Israel yang terus melakukan operasi militer di Rumah Sakit (RS) Kamal Adwan, yang kini telah diubah menjadi barak militer. Di tengah krisis ini, sedikitnya 3 ribu warga Gaza berada di RS ini untuk mencari perlindungan, namun mereka kini dikepung oleh tentara Israel dan sejumlah tank.

Serangan udara dan tembakan tank pada Senin (11/12) telah menyebabkan kerusakan pada fasilitas dan jalanan menuju rumah sakit, memperparah kondisi mereka yang terperangkap di sana. Evakuasi menjadi suatu prioritas mendesak karena orang-orang tersebut kini kekurangan air, makanan, dan listrik. 

Leo Cans, seorang dokter dari Dokter tanpa Batas (MSF) untuk misi Palestina, menyatakan kesedihannya dengan kondisi di Palestina, menyebutnya sebagai keadaan yang sebanding dengan Perang Dunia I. Dia juga menunjukkan bahwa anak-anak tiba dengan kondisi luka parah, sementara para ahli bedah harus melakukan operasi di tengah keterbatasan tempat tidur. 

”Kamu melakukan operasi di lantai. Anak-anak tiba dengan kondisi luka parah. (Ahli bedah, Red) harus melakukan operasi, tapi tak ada lagi tempat tidur,” ujar Leo Cans kepada Al Jazeera.

BACA JUGA:Netanyahu Diminta Hentikan Serangan di Gaza

Pemberitaan dari Al Jazeera juga menyampaikan bahwa buldoser Israel turut menghancurkan tenda-tenda di luar Rumah Sakit Kamal Adwan yang menjadi tempat perlindungan warga Palestina, menunjukkan tingkat kekejaman yang semakin membesar di wilayah tersebut. 

Bahkan 12 bayi terperangkap dalam inkubator tanpa akses ke makanan dan air. Selain itu, intimidasi yang dialami oleh para pengungsi di RS tersebut semakin menambah ketegangan, dengan ancaman untuk mengevakuasi korban luka dan sakit ke Kompleks Medis Al Shifa, yang ternyata sudah lumpuh akibat serangan beruntun.

Di tengah kondisi yang semakin mencekam, perusahaan real estat Israel, Harey Zahaf, mengumumkan rencana membangun permukiman baru di Gaza, tepat di atas reruntuhan bangunan Kota Gaza. Langkah ini menimbulkan kontroversi karena di balik reruntuhan tersebut, terdapat banyak jenazah anak yang belum bisa dievakuasi. Harey Zahaf, yang telah dikenal sebagai rekanan pemerintah Israel yang membangun permukiman liar di Tepi Barat, menawarkan konsep "rumah pantai" sebagai bagian dari kampanye penjualan mereka.

Pengumuman ini menuai kritik keras dari warga Palestina, yang melihatnya sebagai wujud penjajahan yang merugikan. Gaza Media Channel menulis, "Seperti inilah bentuk penjajahan, inilah negara yang didukung Amerika Serikat. Inilah negara yang menjadi tujuan uang para pembayar pajak." 

BACA JUGA:Luka Modric Dirumorkan Tinggalkan Real Madrid, Ada Potensi Main di Arab Saudi

Langkah ini semakin menunjukkan pemaksaan kehendak pada wilayah yang tengah mengalami krisis kemanusiaan yang sangat serius, dalam sebuah upaya yang tampaknya bertentangan dengan upaya mencapai perdamaian dan penyelesaian damai di Gaza. (jpc)

Kategori :